JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Bicara Bahaya Terorisme. Bupati Karanganyar: Islam Itu Pedomannya Alquran, Bukan Berdasarkan Jarene..

Bupati Karanganyar, Juliyatmono saat menghadiri seminar penanggulangan terorisme, di Pendapa Rumdin Bupati, Senin (29/1/2018). Foto/Dok Humas
   
Bupati Karanganyar, Juliyatmono saat menghadiri seminar penanggulangan terorisme, di Pendapa Rumdin Bupati, Senin (29/1/2018). Foto/Dok Humas

KARANGANYAR – Maraknya pemuda atau seseorang mengikuti paham radikalisme karena otak atau pikirannya tidak diisi dengan data yang benar. Maksud data yang benar adalah  pikiran seseorang tidak untuk memahami, mengkaji dan menelaah secara komprehensif mengenai sesuatu hal tersebut. Sehingga ketika otak atau pikiran tidak mempunyai data yang kuat maka akan mudah dibelak-belokkan. Bahkan dijerumuskan untuk hal-hal yang merusak.

“Saya mengajak anak-anak SMA dan SMK di Kabupaten Karanganyar mengoptimalkan pikiran. Makanya belajar, belajar, dan belajar terus. Cari rujukan yang komplet dan baik mengenai sesuatu hal,” ujar Bupati Karanganyar, Juliyatmono saat memberikan ‘wejangan’ kepada ratusan SMA dan SMK pada saat seminar Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Paham Radikalisme Bagi Pelajar SMA/SMK di Rumah Dinas Bupati Karanganyar, (29/01/2018).

Dia menambahkan pelajar harus terus menambah ilmu pengetahuan. Sebab hanya dengan ilmu pengetahuan bisa berubah masa dengan yang lebih baik.

Dalam Al Quran, Allah berpesan akan mengangkat derajad orang-orang berilmu. Menurutnya manusia akan dihormati karena cara berpikirnya. Berpikir adalah mengolah data.

“Seberapa besar data dipikiran kita diisi hal-hal yang bagus,” imbuhnya.

Orang nomor satu di Karanganyar mengingatkan jangan mudah percaya dengan sesuatu hal di medsos tanpa punya rujukan yang benar. Sebab medsos terkadang hanya satu kalimat yang tidak komprehensif. Hal tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sepertinya telepon seluler atau HP jika tidak pernah diinstal maka tidak bisa berbuat apa-apa.

“Agama Islam itu pedomannya Al Quran dan bukan berdasarkan ‘jarene-jarene’. Misalnya jarene A karena ada kepentingan, bisa saja dibelokkan. Biar pak Surono (mantan napi terorisme)  yang cerita tentang pengalamannya. Penak opo ora ikut paham-paham seperti itu, marai sugih po ra. Seseorang tidak akan terjerumus jika diisi data yang benar. Maka Belajar dan belajar,” imbuhnya.

Sementara dalam petuahnya,  Surono, di hadapan para siswa SMA/SMK itu, Surono kembali menceritakan pengalamannya mengikuti gerakan radikalisme.

“Ketika kita masuk ke dalam jaringan, maka kita akan larut dalam sebuah gerakan radikalisme. Dan ini sangat berbahaya bagi generasi muda. Untuk itu, saya ingatkan, jangan sampai terpengaruh dengan gerakan radikalisme,” ujarnya.

Surono meminta kepada seleuruh pengambil kebijakan, agar generasi muda selalu diberikan pemahaman tentang agama secara benar.

“Para generasi muda kita, sangat rentan dengan ajaran radikalisme. Jika tidak segera diberikan bekal dan pemahaman agama yang benar, tidak tertutup kemungkinan mereka akan terjebak,’ ujarnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com