JAKARTA – Tak terbayangkan, bagaimana seorang big bos yang nyaris tak dapat “tersentuh”, harus rela hidup seperti warga kebanyakan, termasuk harus cuci piring sendiri.
Tapi itulah kenyataannya. Mantan Ketua Umum Golkar sekaligus mantan Ketua DPR RI, Setya Novanto harus mau menjalani hidup seperti warga kebanyakan. Ini hanya bisa terjadi saat dirinya hidup di Rutan Merah Putih KPK, Kuningan, Jakrta. Tiga bulan sudah Setya Novanto tinggal di sana.
Dalam kisahnya, Setnov menyatakan hidup di tahanan seperti menjadi anak kos. Bukan tanpa alasan, karena seluruhnya harus dikerjakan sendiri oleh Setya Novanto.
Bahkan dia menyatakan hidupnya bagai rakyat jelata.
“Disana ya kerja sama, gotong rotong, bersih-bersih, kami bagi-bagi tugas. Ada yang ngepel, nyapu. Kalau saya sih bagian cuci piring saja,” tutur Setya Novanto, Kamis (25/1/2018) di Pengadilan Tipikor Jakarta.
Ditanya apakah dirinya kangen dan rindu dengan sang istri, Deisti Astriani Tagor ?
Hal itu diamini oleh Setya Novanto.
“Jelas lah kangen, namanya suami istri. Yah pingiinya sih bisa bersama tapi kan tidak bisa. Jadi ya sabar saja,” tambahnya.
Diketahui Setya Novanto didakwa secara bersama-sama melakukan perbuatan tindak pidana korupsi yang mengakibatkan kerugian negara sekira Rp2,3 triliun dalam proyek pengadaan e-KTP, tahun anggaran 2011-2013.
Dia diduga mempunyai pengaruh penting untuk meloloskan anggaran proyek e-KTP yang sedang dibahas dan digodok di Komisi II DPR RI tahun anggaran 2011-2012.
Atas perbuatannya, Setya Novanto didakwa melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Tribunnews