JAKARTA – Berbulan-bulan hidup di balik jeruji besi Rutan Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), membuat mantan Ketua DPR RI, Setya Novanto, kian mendekatkan diri pada sang pencipta.
Selama di Rutan , Novanto banyak menghabiskan waktu untuk belajar agama dari sesama tahanan atau terdakwa lain yang memang paham soal agama. Kegiatan-kegiatan mulai dari membaca Al-Quran, membaca buku-buku Islami hingga salat berjamaah kini mulai menjadi aktivitas rutin yang dilakoni terdakwa kasus dugaan korupsi e-KTP itu.
“Saya di dalam belajar (baca Al-Quran) dari teman-teman yang lain. Selalu ikut salat berjamaah. Biasanya yang jadi Imam itu pak Sapto (Rochmadi Sapto Giri), kadang Pak Imam yang jadi komandan Imam. Kalau saya belumlah, kan ini lagi belajar. Semua soal agama saya pelajari,” tutur Setya Novanto, Senin (12/2/2018) di Pengadilan Tipikor, Jakarta.
Lebih lanjut, Setya Novanto juga mengaku sering berbagi cerita dengan sesama penghuni rutan. Mereka saling “nyambung” karena sama-sama dalam keadaan sudah dan iklas menjalani hukumannya masing-masing.
“Kami saling ngobrol, semuanya kan sama-sama susah. Kami sharing kembali kami serahkan sama Tuhan. Kadang ada juga beberapa Bupati yang cerita kesulitannya. Yah saya bilang semua kita percayakan pada penyidik atau JPU,” ungkap Setya Novanto.
Setya Novanto mengatakan, kini harapannya bukan lagi politik atau jabatan. Melainkan ingin bisa kembali bersatu dengan keluarga dan anak istri.
“Orang yang susah hidup begini, bukan lagi pengen politik, pengen jabatan. Harapannya adalah keluarga, istri, anak,” singkatnya. Tribunnews