Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Muncul Tiket Palsu, Maruarar Sirait Tombok Rp 9 Juta Belikan Tiket Bonek

Maruarar Sirait. Foto/Tribunnews

SOLO– Ketua Steering Committee Piala Presiden, Maruarar Sirait terpaksa harus merogok koceknya sebesar Rp 9 juta untuk membelikan tiket suporter Persebaya atau Bonek Mania. Ia juga kesal dengan insiden munculnya aduan tiket palsu di hari perdana Piala Presiden antara Persebaya kontra PSMS Medan di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (3/2/2018).

Uang Rp 9 juta terpaksa ia keluarkan menyusul banyaknya Bonek Mania yang terlihat masih bergerombol di pintu masuk Stadion Manahan setengah jam sebelum kick off Persebaya Surabaya vs PSMS Medan bergulir.

“Loh itu kenapa mereka masih di luar. Coba itu kamu cek, tanya kenapa belum masuk?,” perintah Maruarar kepada seorang berbadan tegap.

Pria yang nampak seperti ajudan politisi PDIP itu kemudian menjawab bahwa Bonek tak bisa masuk karena tiket sudah habis terjual.

Mendengar hal itu, anggota DPR RI yang akrab disapa Ara itu pun terlihat langsung menelepon panitia yang mengatur urusan tiket.

Dalam perbincangan tersebut, terdengar bahwa tiket Persebaya vs PSMS Medan belum habis dan masih tersisa 2000 tiket lagi.

Mendengar permasalahan yang dinilainya kurang koordinasi. Politisi PDIP itu pun langsung menghampiri para Bonek Mania yang masih berkumpul di halaman Stadion Manahan.

“Kamu kok belum masuk,” tanya Maruarar kepada perwakilan Bonek.

“Tadi kami sudah beli tiket pak di sana (menunjuk arah loket) kami ada 300 orang, uangnya sudah saya kasihkan ke Cak Tulus (temannya sesama bonek) tapi sampai sekarang belum ada tiketnya,” ujar perwakilan Bonek kepada Maruarar.

Tak lama, ada seorang pria yang mengadu kepada Maruarar mengenai tiket palsu. Ia mengaku dilarang masuk lantaran warna tiket berbeda dengan aslinya.

Menanggapi permasalahan tersebut Maruarar  pun langsung bertindak dengan membelikan tiket untuk 300 bonek yang sejak tadi menunggu kepastian tiket yang sudah mereka beli.

“Tadi ada sekitar 300 suporter yang tidak bisa masuk, ya akhirnya kami membayarkan Rp 9 juta ke panitia. Karena kami juga menghargai mereka,” ucap Maruarar.

“Seharusnya ini tidak boleh ada tiket palsu. Kami sudah meminta ke Kapolres untuk mengusut masalah ini. Tidak boleh ada pungli juga,” tutupnya. Tribunnews

Exit mobile version