Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Tahun 2018, Pertumbuhan Ekonomi di Solo Raya Diyakini Bisa Meningkat

Kegiatan Press Confrence Outlook Perekonomian, SSK dan Perbankan SE-Solo Raya tahun 2018 yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Surakarta. Acara tersebut juga dihadiri Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kota Surakarta Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya David Wijayanto Foto: JSnews/Satria

SOLO-Di tahun 2018, pertumbuhan perekonomian di wilayah eks-Karisidenan Surakarta diproyeksikan akan lebih baik dibanding tahun lalu. Hal itu seiring dengan pertumbuhan perekonomian nasional dan global yang terus menunjukan perkembangan positif. Di sisi lain, dampak positif dari pembangunan infrastruktur yang telah dibangun oleh Pemerintah. Optimisme itu disampaikan oleh Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Surakarta, M. Taufiq Amrozi dalam acara Press Confrence Outlook Perekonomian, SSK dan Perbankan SE-Solo Raya tahun 2018 yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Surakarta, Selasa (6/2/2018). Acara tersebut juga dihadiri Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kota Surakarta Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya David Wijayanto.
Kepada wartawan, Taufiq menjelaskan, bahwa dari hasil survei yang telah dilakukan, optimisme pertumbuhan ekonomi dan bisnis di wilayah eks karisidenan Surakarta jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya.

“Optimisme terlihat dari sejumlah kunjungan yang dilakukan BI belum lama ini. Pada bulan Januari 2018 sejumlah industri sudah banyak menerima pesanan. Berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana dampak kondisi ekonomi yang kurang stabil berdampak pada turunnya jumlah permintaan,” kata Taufiq.
Meski tak menyebut detail pertumbuhan ekonomi di awal tahun 2018, Taufiq menjelaskan, bahwa pertumbuhan perekonomian di wilayah eks karisidenan Surakarta didukung dari empat sektor yakni, indrustri pengolahan, pertanian, perdagangan jumlah besar dan perdagangan eceran.
Dengan demikian, lanjut Taufiq, berdasar hasil survei pada awal tahun 2018 memang jelas terlihat adanya pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik dibanding pada awal tahun lalu karena dampak gejolak ekonomi global.
“Jika dibanding tahun lalu, pengaruh dari gejolak ekonomi global sangat terasa. Low season ya benar-benar terasa. Kebanyakan pebisnis hanya wait and see. Jauh berbeda dengan awal tahun 2018, perkembangan perekonomian di wilayah eks karisidenan Surakarta telah menunjukan angka yang positif,” imbuh Taufiq.
Satria Utama

Exit mobile version