Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Terparah Dalam 20 Tahun Terakhir, Banjir Bandang Terjang Lima RT di Hadiluwih Sumberlawang. Aparat Dikerahkan Evakuasi Warga

Personel Babhinkamtibmas Polsek Sumberlawang saat membantu mengevakuasi warga tua dan anak-anak di Desa Hadiluwih, Sumberlawang yang diterjang banjir bandang Sabtu (17/2/2018). Foto/Wardoyo

SRAGEN–   Hujan deras yang mengguyur seharian hingga malam pada Jumat (16/2/2018) memicu bencana banjir di Sumberlawang Sabtu (17/2/2018) pagi.  Puluhan rumah di Desa Hadiluwih terendam banjir akibat tersumbatnya saluran air dan meluapnya debit air dari Kedung Kancil di tengah tingginya derasnya air hujan.

Musibah banjir itu mulai meluap ke permukiman warga sekitar pukul 16.15 WIB.  Banjir melanda lebih dari 20 rumah di lima RT di Dukuh Bojong, Pandanan dan Banjarsari.

Kapolres Sragen,  AKBP Arif Budiman melalui Kapolsek Sumberlawang AKP Ketut Putra mengungkapkan luapan air mulai menggenangi permukiman Sabtu (17/2/2018) siang.

“Pemicunya karena air dari Kedung Kancil yang melua0 dan saluran air yang tersumbat sehingga air nggak tertampung dan meluber ke permukiman warga, ” paparnya Sabtu (17/2/2018).

Pantauan di lapangan,  ketinggian air di lima RT itu berkisar antara 15 – 20 sentimeter.

Kapolsek menyampaikan banjir menggenangi 22 rumahbdi lima RT. Di antaranya enam rumah di Dukuh Banjarsari RT 13, tiga rumah di Dukuh Pandanan RT 22, satu rumah di Dukuh Bojong RT 12, dan masing-masing enam rumah di Dukuh Bojong RT 11 dan 9.

“Total ada 22 rumah yang terendam banjir, ” terangnya.

Namun,  Kapolsek memastikan tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Ia juga menyampaikan tidak sampai ada korban yang mengungsi atau dievakuasi.

Terkait musibah itu,  tim Polsek bersama Koramil dan perangkat desa dikerahkan untuk membantu evakuasi warga di wilayah terdampak banjir.

Kapolsek menambahkan hingga Sabtu (17/2/2018) malam,  air sudah berangsur surut dan warga sebagian mulai kembali ke rumah.

Sementara,  menurut keterangan warga setempat,  banjir bandang kali ini menjadi yang terparah dalam 20 tahun terakhir. Salah satu warga Hadiluwih,  Winarso (30) menyebut seingatnya,  wilayahnya memang nyaris tak pernah ada banjir.  Sedari kecil  baru sekali ada banjir 20an tahun lalu itupun tak sampai masuk ke permukiman dan hanya di jalan saja.  “Ini memang yang paling parah seingat saya, ” ujarnya. Wardoyo

Exit mobile version