Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Geger Pembinaan Sepakbola Sragen. Konflik Dualisme SSB IM Diwarnai Pengusiran Latihan, Anak-Anak Pun Jadi Korban

Wakapolres Sragen, Kompol Danu Pamungkas dan Kabag Ops Kompol Yohanes Trisnanto saat memediasi dua kubu SSB IM yang sempat bersitegang di Stadion Taruna Sragen, Kamis (22/3/2018) petang. Foto/Istimewa

SRAGEN- Nasib persepakbolaan di Sragen semakin memprihatinkan saja. Setelah mimpi Sragen United buyar, PSISra dirundung gejolak, kali ini giliran induk pembinaan sekolah sepak bola (SSB) IM Sragen dirundung persoalan.

Eksistensi IM sebagai SSB resmi yang berbadan hukum dari Kemenkumham terusik oleh kehadiran SSB yang menggunakan nama dan logo IM dengan embel-embel lain di belakangnya. Tak cukup hanya logo, SSB yang konon disebut sebagai IM tandingan itu juga dinilai telah melakukan intervensi terhadap pengurus IM Sragen hingga mengklaim sebagai IM yang sah.

Kemelut makin memuncak dengan insiden pengusiran oleh sekelompok orang yang diduga dari IM tandingan terhadap pengurus dan pelatih IM Sragen serta anak-anak yang hendak latihan di Stadion Taruna Sragen, Selasa (20/3/2018) petang.

“Iya kemarin sempat ada insiden kecil, tiba-tiba saat anak-anak mau jadwal latihan di Stadion Taruna, ada yang datang mengaku sebagai SSB IM. Mereka juga menggunakan logo yang selama ini menjadi logo IM Sragen dan sudah didaftarkan resmi sampai Kemenkumham,” papar Ketua SSB IM Sragen, Hartono, Kamis (22/3/2018).

Hartono sangat menyayangkan kemunculan IM baru dengan menggunakan logo IM Sragen tersebut. Sebab SSB IM Sragen sudah berdiri sah dan resmi berbadan hukum. Tak hanya itu, pihaknya juga menyesalkan adanya indikasi penghasutan terhadap wali siswa SSB IM hingga akhirnya ada sebagian siswa yang ditarik ke situ.

“Tadi pagi kami sudah dipanggil dan dimediasi oleh Disperkim, disepakati soal pembagian penggunaan Stadion Taruna sebagai jadwal latihan. Dulu kami dapat tiga kali latihan Selasa-Kamis-Sabtu, sekarang tinggal dua kali seminggu Selasa dan Kamis, kami sudah mengalah dan nggak apa-apa,” paparnya.

Salah satu pengurus IM Sragen, Indarjo menguraikan insiden pengusiran saat latihan dua hari lalu memang sangat disesalkan. Selain memang jadwal latihan IM Sragen, hal itu sedikit banyak telah berdampak pada psikologis anak-anak yang menjadi ketakutan untuk latihan.

“Kasihan kan, yang jadi korban anak-anak. Padahal IM yang resmi yang IM Sragen dan sudah ada sejak dulu,” tukasnya.

Kekisruhan itu kembali terulang Kamis (22/3/2018) petang ketika pengurus dan siswa SSB IM Sragen hendak menjalani latihan rutin di Taruna. Mereka kembali harus berhadapan dengan kelompok IM lain yang mengklaim juga punya jadwal latihan.Ketegangan sempat terjadi, namun berkat kedatangan tim Polres Sragen yang dipimpin Wakapolres Kompol Danu Pamungkas dan Kabag Ops Kompol Yohanes Trisnanto, insiden bentrok lebih fatal bisa dihindari.

“Kami mengimbau setiap permasalahan sebisa mungkin diselesaikan dengan musyawarah. Kalau bermusyawarah jangan ingin mencari menang tapi harus sama-sama ngalah agar terselesaikan. Yang ketiga, karena persoalan ini penyelesaiannya di luar kewenangan Polri, kami akan meminta agar induk pembinaan yang menaungi bisa memfasilitasi agar persoalan kedua kubu bisa terselesaikan. Karena kalau begini, yang menjadi korban akhirnya juga anak-anak kita semua,” tegasnya. Wardoyo

Exit mobile version