WONOGIRI-Siapa sangka kulit ikan nila yang dianggap lunak dan mudah hancur, ternyata bisa disulap menjadi dompet aneka ukuran. Ya, benar-benar dompet seperti umumnya dan bisa difungsikan sebagaimana lazimnya wadah uang dan surat berharga itu.
Sadar akan potensi alam sekitar yang melimpah, membuat seorang Marino (31), warga Dusun Bendorejo, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri tergerak hatinya. Sekian lama berkecimpung di usaha perikanan, Marino kerap melihat banyak kulit ikan nila yang tidak terpakai.
Kebetulan Desa Sendang berada di kawasan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Waduk yang konon pernah menjadi terbesar se-Asia Tenggara itu, merupakan habitat sejumlah ikan, terutama nila, patin, maupun betutu.
Ikan hasil tangkapan nelayan WGM sebagian besar masih dimanfaatkan secara konvensional. Yakni dijadikan ikan bakar, ikan goreng, maupun dijadikan bothok. Baru sebagian kecil warga yang mulai memanfaatkannya menjadi olahan bernilai jual tinggi, semisal abon nila, atau keripik kulit ikan.
Namun ada potensi lain dari ikan. Potensi tersebut adalah kulit nila. Kulit nila bisa diubah dan dijadikan dompet kulit.
“Jadi kulitnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat dompet kulit,” kata pria berperawakan sedang itu, Jumat (23/3/2018).
Awalnya, Marino yang sebelumnya memproduksi keripik kulit ikan nila itu, melihat banyak lembaran yang cukup besar dari kulit ikan. Dia mulai berpikir, sangat sayang, jika “hanya” dibuat keripik. Ide pun bergulir untuk menjadikannya dompet.
Di tangan kreatif Marino, kulit yang semula dianggap lunak itu bisa berubah kuat dan lentur. Sehingga sangat mudah saat dijahit dijadikan dompet.
“Memang prosesnya memakan waktu yang tidak singkat. Tapi yang jelas kualitasnya sudah terbukti bagus,” ujar dia sedikit berpromosi.
Dompet kulit nila kini bisa dibeli di gerai Marino. Ukurannya beragam, mulai yang kecil seharga Rp 100 ribu, hingga besar Rp 200 ribu. Sebagai variasi, Marino membuat pula dompet wadah STNK yang sekaligus gantungan kunci kendaraan bermotor. Aris Arianto