Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Meriahnya HUT ke 16 Vihara Dhamma Sundara Solo. “Ajak Kembali Bangkitkan Nilai Luhur Berbakti Pada Orang Tua”

HUT ke-16 Vihara Dhamma Sundara. Foto/Istimewa

KARANGANYAR- Kemeriahan mewarnai Perayaan HUT ke – 16 Vihara Dhamma Sundara Solo, yang dihelat di Sun Garden, Colomadu,  Karanganyar Minggu (25/3/2018). Namun tak hanya semarak dan meriah semata, ada pesan sakral yang diselipkan dalam acara yang diisi dengan seminar bertajuk “Bakti Kepada Orang Tua : Keniscayaan Bukan Pilihan” tersebut.

Puncak peringatan HUT Vihara yang digelar petang hingga malam itu diikuti oleh semua umat Budha di Soloraya dan partisipan Vihara Dhamma Sundara serta tamu undangan dari beberapa kota di Jawa Tengah.

Acara ini dimeriahkan oleh YM. Bikkhu Atthadiro, Pdt. Dharmanadi Chandra, S.E., YM. Bikkhu Sri Pannavaro Mahatera dan turut dihadiri oleh Bhante Cittagutto, Bhante Sujano, Bhante Saccadhammo, Bhante Khemadhiro serta  Imelda sebagai sponsor utama.

Para tamu VIP dan ratusan undangan memadati acara. Foto/Aji Setiawan

Ketua Panitia kegiatan,  Jaya Silen kepada tim JOGLOSEMARNEWS.COM mengungkapkan tema bakti kepada orangtua sengaja dipilih lantaran dinilai sangat relevan dengan situasi saat ini.

Di mana fenomena yang terjadi anak jaman sekarang mulai mengalami pergeseran gaya hidup sehingga bakti kepada orangtua cenderung berkurang.

“Bisa dilihat, anak jaman sekarang cenderung kurang berbakti kepada orang tua, kurang mendengarkan orang tua. Maka itulah acara ini dibuat untuk memotivasi anak supaya berbakti kepada orang tua. Ini juga sekaligus dalam rangka ulang tahun Vihara Dhamma Sundara Solo yang ke 16 serta memperingati meninggalnya Bapak Sundoro. Karena itu kita berterimakasih sudah diberikan tempat ini oleh Ibu Imelda untuk acara ini,” paparnya di sela acara.

Prosesi acara. Foto/Aji Setiawan

Sementara, Johan selaku Wakil Ketua Vihara Dhamma Sundara Solo menuturkan hidup di era perkembangan yang semakin canggih dengan era digital, memang membuat anak muda sekarang yang mempunyai istilah kids jaman now lebih kental dengan gadget. Sebagian besar dari mereka melekat dengan gadget sehingga lupa meluangkan waktu untuk belajar etika dan bagaimana menghormati orang tua.

“Istilahnya kalau jaman dulu ada pelajaran budi pekerti. Sepertinya agak terpisah jarak dengan generasi sekarang ini,” tuturnya.

Dengan perubahan jaman yang begitu drastis oleh kecangihan teknologi, maka pihaknya tergerak mengingatkan kembali generasi muda agar bisa hadir dan mendengarkan hal-hal yang terlupakan. Bahwa semua yang terlahir saat ini tidak bisa dipisahkan oleh generasi sebelumnya yaitu orang tua dan para leluhur kita.

Prosesi doa. Foto/Aji Setiawan

Karenanya, panitia mengusungnya menjadi tema dengan harapan bisa mengingatkan kembali bahwa ada satu hal yang mungkin mulai terlupakan dan perlu dipelajari lagi,  yakni budi pekerti.

“Bagaimana keniscayaan itu kita menghormati orang tua, kebaikan suatu negara kan dimulai dari suatu keluarga

Dan kebaikan dalam suatu keluarga itu tentu banyak manfaatnya jika yang muda menghormati yang lebih tua,”  imbuhnya.

Johan juga menambahkan bagi Sahabat yang belum bisa hadir dalam acara malam itu, tetap bisa menyaksikan lewat dokumentasi yang akan dishare di youtube dan sosial media (sosmed). Sehingga mereka tetap bisa menyimak dan mengikuti acara ini agar bisa bermanfaat bagi sahabat budhis yang belum bisa bergabung. A.Setiawan

Exit mobile version