Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Survei, Poros Ketiga Bikin PDIP Waswas

JAKARTA – Munculnya poros ketiga dinilai bisa membuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pengusung Presiden Joko Widodo (Jokowi), waswas. “Pertarungan bisa lebih panjang, distribusi suara juga bisa terbelah,” ujar Direktur Political Communication Institute Heri Budianto saat merilis hasil survei lembaganya tentang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, di Jakarta, Minggu(25/3/2018).  Poros ketiga bahkan berpotensi membuat Pilpres menjadi dua putaran.

Pada survei dengan 1.200 responden di 34 provinsi pada 18-21 Maret 2018 itu, sebanyak 30,45 persen yakin bahwa poros ketiga akan terbentuk. Sebanyak 20,19 persen menyatakan tidak yakin bahwa poros alternatif itu bisa terbentuk dan 49,63 persen responden menjawab tidak tahu. Survei ini dilakukan dengan tatap muka, sampel dipilih dengan metode acak berjenjang (multistage random sampling) dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2, 73 persen.

Meski poros ketiga ramai diperbincangkan, survei menunjukkan publik lebih menginginkan pertarungan diikuti dua calon saja. “Sebanyak 41,15 persen menjawab sebaiknya dua pasang calon,” kata Heri. Sedangkan 37,47 persen responden menginginkan ada tiga pasangan calon dalam Pilpres mendatang.

Jika pada akhirnya pertarungan hanya mempertemukan dua pasangan calon saja, yakni inkumben Joko Widodo dan rivalnya Prabowo Subianto, kemungkinan menang bekas Wali Kota Solo itu lebih tinggi. Saat ini, elektabilitas Jokowi mencapai 49,08 persen sedangkan Prabowo 29,67 persen.

Walau begitu, kata Heri, Pilpres dengan dua pasangan calon saja sebenarnya juga menguntungkan kubu Prabowo Subianto. Pada pemilu dengan hanya dua pasang calon, pada saat pilpres Jokowi bisa menang. “Tapi Gerindra dan PKS juga bisa mendapat suara yang tinggi.”

Menurut Heri, kenaikan suara itu bisa terjadi lantaran para pemilih yang kurang menyukai Jokowi maka tidak akan memilih partai pengusung Jokowi. Suara itu bisa beralih ke partai yang tidak mendukung Jokowi.

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Eriko Sotarduga mengatakan setiap partai pasti berkepentingan untuk bisa menembus parliementary threshold dan meraup banyak suara. Salah satunya adalah dengan mengambil suara publik yang tidak mendukung Joko Widodo. Ia mencontohkan, misalnya Jokowi menang 60 persen pada pilpres dengan dua poros. Ada 40 persen yang tidak memilih Jokowi tentu bisa diambil suaranya oleh poros kedua.

“Itu sangat logis,” kata Eriko. Sedangkan untuk poros pendukung Jokowi saat ini telah diikuti lima partai, yakni PDIP, Golkar, PPP, Nasdem, dan Hanura, sehingga suara pendukung Jokowi akan terdistribusi.

Kendati demikian, Eriko mengatakan partainya telah memperhitungkan bisa meraup 22 hingga 34 persen suara pada pemilu berikutnya. “Jadi kemungkinan 140 sampai 154 kursi di 2019.”

Exit mobile version