SOLO– Dalam rangka acara puncak Dies Natalis ke- 42 tahun 2018, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dengan tujuh dalang sekaligus.
Pertunjukan wayang kulit semalam suntuk yang digelar di halaman gedung dr Prakosa UNS, Sabtu (17/3/2018) tersebut mengambil lakon “Semar Meneges”.
“Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk untuk Dies Natalis UNS ke-42 tahun 2018 ini mengambil lakon “Semar Maneges”, dengan menampilkan tujuh dalang yaitu KPAA H Begug Poernomosidi, Ki Widodo Wilis, Ki Eko sunarsono, Ki Jlitheng Lukito, Ki Pujono Gumelar, Ki Agus Wiranto, Nyi Wulan Panjang Mas, dan Ki Sigit Wursito,” papar Rektor UNS, Prof Ravik Karsidi.
Dalam sambutannya, Prof Ravik .engajak semua masyarakat untuk selalu melestarikan budaya Indonesia. Pergelaran wayang kulit dengan lakon Semar Maneges diharapkan tidak hanya menjadi tontonan tetapi menjadi tuntunan yang baik.
Lakon Semar Maneges sendiri menceritakan tentang banyaknya pemimpin yang cerdik dan pandai, banyak juga pegawai yang baik hati tetapi kepandaian dan kecerdikannya justru digunakan untuk kelicikan dan membodohi orang lain, sehingga menimbulkan gejolak dan keresahan di masyarakat. Rakyat yang dipimpin sudah mulai tidak percaya lagi dengan mereka, terjadi kerusuhan dimana-mana, kerukunan dan kegotongroyongan sudah terkoyak, orang sudah tidak lagi peduli dengan lingkungan. Inilah gambaran umum keadaan masyarakat.
“Dan Semar Maneges adalah bentuk perjuangan Semar (masyarakat kecil) yang berusaha menanyakan sekaligus mengingatkan kembali bahwa tugas pemimpin, kecuali meneladani dan melindungi masyarakat, adalah harus mampu mengayomi dan menyejahterakan nya. Oleh karena itu tidak mustahil perjuangan Semar dalam lakon ini akan menghadapi berbagai hambatan dan rintangan”, imbuh Suparjo. Triawati Prihatsari P