WONOGIRI-Tim Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri melaksanakan kunjungan dalam rangka observasi terhadap Mbah Tinem (71), warga Dusun Ngembes, RT 4 RW 14, Desa Pijiharjo, Kecamatan Manyaran. Warga tersebut terkena penyakit Leptospirosis (kencing tikus), Jumat (9/3/2018).
Pasien saat ini mendapatkan penanganan dari pihak Dinkes Wonogiri dan RSUD Wonogiri. Dinkes juga mengimbau warga tidak menganggap remeh binatang tikus.
Rombongan observasi dipimpin oleh Kabid P2PL Dinkes Wonogiri, Supriyo Heryanto, Puskesmas Manyaran Drg. Elvira, Kades Pijiharjo Sarwoko, Bidan Desa Erna Tri Widyaningsih, Babinsa Sertu Suryadi serta warga sekitar.
Supriyo memberikan sosialisasi tentang bahaya leptospirosis. Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri leptospirosis. Bakteri ini hidup di perairan air tawar, tanah basah, lumpur, dan tumbuh-tumbuhan yang dapat menyebar melalui banjir sehingga dapat menyerang manusia.
“Manusia hanya bisa terinfeksi bakteri leptospirosis melalui dua cara diantaranya kontak dengan air, tanah atau makanan yang telah dikotori oleh air seni hewan tikus,” tandas dia.
Gejala-gelaja penderita penyakit ini, menurut dia, yaitu deman tinggi, menggigil, sakit kepala, muntah, nyeri otot dan konjungtivitas. Penyakit tersebut bisa berujung pada kematian.
“Bersama-sama melakukan pemberantasan tikus dengan cara yang tepat dan ramah lingkungan. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Tidak membuang sampah sembarangan dan harus pandai memilah atau mengelola sampah keluarga,” jelas dia.
Warga, menurut dia, juga harus membuat tempat sampah yang tertutup rapat sehingga tikus tidak bisa masuk ke dalamnya. Jika di bagian tubuh terdapat luka maka tutuplah dengan plastik luka kedap air sehingga saat beraktivitas atau bekerja luka kita bisa terlindungi dari infeksi. Aris Arianto