SUKOHARJO-Indonesia akan pelopori penyelesaian permasalahan umat di dunia dengan konsep Islam moderat (Wasatiyat Islam). Karena itulah, Indonesia akan mengundang para alim ulama terkemuka di dunia untuk bersama-sama menggodog konsep wasathiyah al islamiyah.
Rencananya pertemuan konferensi tingkat tinggi (KTT) para alim ulama atau tokoh Islam dunia itu akan digelar di Bogor, 1-3 Mei 2018. Pertemuan akan dibuka oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor dan ditutup oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.
Demikian diungkapkan oleh Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsuddin saat menggelar halaqah atau simposium tentang konsep Islam moderat (wasatiyat Al Islam) di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Senin (23/4/2018).
Dikatakan Din, sebelum dibahas di Bogor, konsepsi tentang Islam moderat (wasatiyat) terlebih dulu dibahas dalam beberapa halaqah. Selain di UMS, sudah dilakukan di
Nantinya, diharapkan konsep wasatiyat Islam ini akan mampu memberi kontribusi kepada umat dalam penyelesaikan persoalan. Baik politik, kemiskinan, dan persoalan peradaban lainnya.
“Karena konsep ini sarat dengan nilai rasional, moderat, dan toleran. Dan konsep wasathiyah merupakan bentuk pengejawantahan dari rancang bangun negara Indonesia.
Ditambahkan Din, dalam KTT itu ingin memantapkan wasathiyah sebagai peradaban Islam di Indonesia untuk kemudian dapat menjadi model di dunia. “Nanti konsep-konsep itu kita ajukan di forum pertemuan alim ulama dunia tersebut,” katanya.
KTT Islam Moderat itu juga akan mempromosikan Islam moderat yang berkembang di Indonesia kepada dunia.
Para tokoh muslim dunia yang akan diundang dalam forum tersebut sebanyak 100 tokoh. Mereka memiliki pengaruh di negara masing-masing. Di antaranya, Imam Masjidil Aqsha Syaikh Muhammad Ahmad Husein dan Mufti Libanon Syaikh Abdulatif Daryan, serta Imam Masjidil Haram Syaikh Saleh bin Abdullah bin Hamid.
“Lalu Ketua Muslim Jepang Amin K Tokomasu, Cendekiawan Muslim Kanada Jamal Badawi, dari Iran ada Syaikh Ayatullah Ali Taskhiri. Selain itu ada juga Sekjen Konferensi Muslim Eropa Muhammad Bechari dari Prancis, Mufti Rusia Syaikh Ravil Ismagiloviich.”
Dari dalam negeri, lanjut Din Syamdusin, panitia juga juga menghadirkan ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan lainnya.
“Kegiatan ini untuk terus mengembangkan dan mempromosikan konsep Islam wasathiyyah dalam kehidupan umat Islam baik skala nasional maupun Internasional. Bagi Indonesia, konsep ini sesuai dengan sistem kenegaraan Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 serta Bhineka Tunggal Ika,” tambahnya. (Triawati Prihatsari)