SRAGEN- Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini ke-139 tahun ini, Pemkab Sragen berniat bakal memperkuat pendidikan karakter melalui peningkatan kualitas keluarga. Namun tingginya angka kekerasan terhadap perempuan juga perlu penanganan tersendiri dengan kerjasama antar lembaga.
“Pada kesempatan ini kita laksanakan penandatanganan kerjasama pelayanan terpadu penanganan kekerasan perempuan dan anak dengan harapan, agar tertangani kekerasan perempuan dan anak di Kabupaten Sragen serta menekan jumlah kekerasan di Kabupaten Sragen,” papar Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Jumat (20/4/2018).
Dalam sambutannya pada Upacara Peringatan Hari Kartini di halaman Pemkab Sragen, Yuni menyampaikan, perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan yang setara dalam mencapai tujuan pembangunan. Seperti bidang ekonomi, sosial, politik dan hukum, perempuan dan laki-laki mempunyai akses serta peluang yang sama.
Namun, masih tingginya kasus kekerasan perempuan dan anak, adanya buta huruf perempuan dan masih adanya kemiskinan bagi perempuan dinilai perlu perhatian yang fokus. Yaitu untuk mewujudkan pembangunan yang dapat memberi manfaat yang setara antara laki-laki dan perempuan,
“Ini menunjukan belum optimalnya pemenuhan dan perlindungan hak anak, sehingga masih perlu menyusun strategi pembangunan yang berpihak kepada hak anak dan perempuan,” terang Yuni.
Dia melanjutkan, yaitu berupaya menyamakan komitmen antara perangkat daerah, dunia usaha dan lembaga masyarakat dapat bersinergi membangun komitmen untuk mewujudkan Kabupaten Layak Anak (KLA).
“Karena apabila hal ini tidak kita lakukan secara komprehensif, maka akan timbul adanya kekerasan perempuan dan anak,” tandasnya.
Upacara tersebut dihadiri Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno, Sekda Sragen Tatag Prabawanto, Dandim 0725/Sragen Letkol Arh Camas Sigit Prasetyo, Kapolres Sragen AKBP Arif Budiman, seluruh Kepala Dinas Pemkab Sragen, tokoh agama dan masyarakat serta ratusan PNS.
Selaras dengan peringatan hari kartini, semua petugas upacaranya pun dari PNS perempuan. Semua peserta perempuan mengenakan kebaya, yang laki-laki mengenakan beskap. Wardoyo