SRAGEN– Kenakalan pelajar sekarang benar-benar sudah memprihatinkan. Bayangkan, saat jam aktif sekolah, sejumlah pelajar menengah di Plupuh justru nekat malah pacaran dan melakukan pesta miras di Jembatan Cinta Desa Somorodukuh, Plupuh.
Mereka digerebek saat tengah asyik berpesta miras dalam kondisi masih berseragam sekolah. Mereka digerebek Senin (16/4/2018).
Data yang dihimpun di lapangan, penggerebekan bermula saat petugas Polsek Plupuh menerima laporan terjadi pesta miras di Jembatan Cinta Desa Somomorodukuh Kecamatan Plupuh. Polisi pun langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan pengintaian.
“Kami mendapat informasi itu melakukan pengintaian memastikan betul kalau ada pelajar sedang pesta miras, Polisi langsung bergegas menuju ke lokasi. Dan saat kami lakukan penggerebekan berhasil mengamankan beberapa pelajar yang pesta miras, ” ungkap Kapolres Sragen AKBP Arif Budiman melalui Kapolsek Plupuh AKP Sunarso Senin (16/4/2018).
Melihat anggota polisi tiba di lokasi, seketika para pelajar langsung ketakutan dan berusaha lari dari polisi. Sementara sebagian pelajar lainnya yang tengah mabuk miras tak bisa lolos dan langsung digiring ke Mapolsek Plupuh untuk menjalani pemeriksaan.
Ironisnya lagi sebagian dari mereka diketahui dalam kondisi sedang mabuk berat.
“Saat dilakukan penggerebekan, beberapa pelajar melihat kedatangan kami dan berhasil lolos melarikan diri,” terangnya.
Dari penggerebekan tersebut, polisi mengamankan dua siswi dan seorang siswa yang masih mengenakan pakaian seragam sekolah dan dua pria. Barang bukti yang diamankan yakni empat unit sepeda motor serta dua botol bekas air mineral yang masih tercium aroma miras jenis arak.
Dua siswi yang ditangkap yakni, II (17) kelas 3 SMA dan MY (17) kelas 3 SMA. Sementara dua siswa yang ditangkap yakni AZ (17) kelas 3 SMA, DR (17) kelas 3 SMA dan seorang pria AZS (19) pekerjaan swasta. Semua yang ditangkap merupakan warga Sragen.
Atas kejadian itu, Kapolsek menyampaikan langsung melakukan pendataan para pelajar itu dan berkoordinasi dengan sekolah.
Setelah didata, kemudian dilakukan pembinaan dan pengarahan agar tidak melakukan lagi. Wardoyo