JAKARTA- Tensi politik mendekati Pilpres makin memanas. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan masyarakat tidak takut memasang tagar 2019 ganti Presiden atau #2019GantiPresiden . Sebab, tagar itu bagian dari memperjuangkan hak konstitusional.
“Sekarang ada upaya, seolah-olah #2019GantiPresiden seperti sebuah tindakan yang inkonstitusional,” kata Sohibul Iman usai menghadiri kampanye terbuka untuk cagub-cawagub Jawa Barat Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Bekasi, Ahad, 29 April 2019.
Gerakan 2019 Ganti Presiden mulai dipopulerkan oleh Ketua Dewan Pimpinan PKS Mardani Ani Sera melalui media sosial. Gerakan itu meluas karena terus disebarkan oleh para kader dan simpatisan PKS maupun Partai Gerindra. Belakangan gerakan itu meluas di kaus, gelang, dan media-media lainnya.
Menurut Sohibul gerakan 2019 Ganti Presiden sama halnya dengan tagar Jokowi 2 Periode. “(#2019GantiPresiden) ini aspirasi yang menginginkan ganti (Presiden), yang ini (#Jokowi2Periode) mengaspirasikan lanjut,” katanya.
Sohibul menuturkan internal PKS sendiri muncul sembilan nama yang digadang-gadang bakal diusung sebagai calon wakil presiden periode 2019-2024 mendampingi Prabowo Subianto dari Partai Gerindra. Satu diantaranya adalah Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
“Pak Aher sekarang menjadi tokoh nasional,” kata Sohibul dalam orasinya di hadapan kader PKS-Gerindra.
Karena itu, menurut dia, PKS memberi waktu Gerindra mempelajari sembilan calon yang disodorkan oleh PKS itu. Menurut dia, visi dan misi mereka harus diteliti satu per satu.
“Nanti mereka (Gerindra) memilih siapa saja terserah, kami meminta kepastian sebelum Ramadan,” kata dia.