JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Pemkab Hingga Pemdes di Wonogiri Tabuh Genderang Perang Terhadap Rentenir

   

WONOGIRI-Aksi rentenir yang mencekik warga mendapat tanggapan dari Pemkab Wonogiri hingga pemerintah desa. Prinsipnya, pemkab dan pemerintah desa bersama memerangi rentenir.

Bahkan saat ini sudah terbentuk Desa Bebas Rentenir di Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno. Hal demikian berawal dari sebuah kegelisahan. Tak ingin permasalahan itu berkembang dan menjalar, pemerintah desa setempat kemudian campur tangan.

“Sebenarnya, tidak ada sepuluh persen warga kami yang terlilit bank plecit (rentenir). Tapi inilah yang melatarbelakngi terciptanya Desa Bebas Rentenir,” ungkap Kepala Desa Sumberejo, Batuwarno, Tri Haryanto, Kamis (12/4/2018).

Meski hanya sepuluh persen dari 680 KK yang terjerat utang dengan rentenir, tapi hal itu membuat kegelisahan pihak pemerintah desa.
Dia pun berkeyakinan permasalahan itu perlu adanya campur tangan pemerintah. Maka pada 2016 dengan adanya luncuran dana desa sebesar Rp 200 juta dalam penyertaan modal BUMDes Sumberarta Makmur digunakan Rp 140 juta untuk unit simpan pinjam.

Baca Juga :  Cara Membedakan Jalan Nasional Provinsi dan Kabupaten, Cukup Lihat Warnanya Saja

Jika berutang dengan rentenir, Rp 100 ribu maka pengembaliannya adalah Rp 120 ribu. Sementara,di program P2KP yang dijalankan BumDes, semisal warga meminjam Rp 1 juta, hanya dikenai bunga Rp 12 ribu. Selain untuk melunasi utang kepada rentenir, mereka juga mendapatkan modal usaha.

Sudah ada puluhan warga yang terbebas dengan program ini.

Teguh Subroto, Kepala Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono menyebutkan, sudah banyak pedagang yang kehilangan kios karena hartanya habis untuk membayar bunga pinjaman. Bahkan, beberapa orang terpaksa meninggalkan kampung halamannya karena dikejar-kejar penagih hutang.

Baca Juga :  Spirit Sekolah Kuncara, Menggema saat Halalbihalal di Girimarto Wonogiri

Dia mengungkapkan, para pedagang tersebut sebenarnya juga sudah mempunyai hutang melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang digulirkan oleh beberapa bank milik pemerintah. Namun, para rentenir sangat intens membujuk para pedagang, hingga akhirnya mereka tergoda meminjam uang meskipun bunganya sangat tinggi.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo menetapkan Pasar Kota Wonogiri sebagai percontohan atau pilot proyek penanggulangan praktik rentenir. Dikatakan, setiap pedagang pasar kota mendapat pinjaman dari BUMD perbankan Rp2 juta tanpa agunan dan bunga jasa hanya 3 persen/tahun.

Dengan pinjaman sebesar Rp 2 juta itu para korban rentenir bisa melunasi tanggungan ke rentenirAris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com