JOGJA – Prosesi ‘Ngapem’ digelar oleh Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sabtu (14/3/2018), dilaksanakan di Sekar Kedhaton Bangsal Keputren dan diikuti oleh kalangan wanita yang ada di dalam Keraton.
Ngapem tersebut dipimpin langsung oleh permaisuri, GKR Hemas dan juga diikuti para putri dalem, seperti GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Maduretno dan GKR Bendara.
Tradisi ngapem sendiri merupakan tradisi turun temurun yang dihelat Keraton Ngayogyakarta yang sudah dilakukan sejak zaman Islam Jawa Kuno.
Ngapem ini merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan hari raya kenaikan tahta Sri Sultan Hamengkubuwono X atau disebut juga upacara Tingalan Jumenengan Dalem.
Sehari sebelumnya, juga dilakukan prosesi ‘Ngebluk’, di mana adonan apem dibuat, untuk kemudian diolah menjadi apem pada prosesi ngapem.
Ditemui disela-sela prosesi ngapem, Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura,
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, GKR Condrokirono, memaparkan bahwa ada dua jenis apem yang dibuat dalam prosesi ngapem, yaitu apem Alit dan Mustaka.
Apem Mustaka sendiri memiliki bentuk yang besar, kurang lebih berdiameter 20 centimeter, sedangkan apem Alit memiliki ukuran layaknya apem yang ada di pasaran.
“Ada dua versi apem yang dibuat yaitu, Mustaka dan Alit, apem-apem tersebut besok kita rangkai dengan dijejerkan hingga sepanjang seukuran badan Ngarsa Dalem,” ujar GKR Condrokirono.
Nantinya, kue apem tersebut akan digunakan sebagai sesajian dalam upacara Labuan dan sisanya akan dibagikan kepada Abdi Dalem Keraton. # Tribunnews