JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Siswa SMA Ditemukan Tewas Saat Mendaki Gunung Rinjani. Begini Kronologinya

Pemandangan Gunung Rinjani. Foto/Tempo.co
   
Pemandangan Gunung Rinjani. Foto/Tempo.co

MATARAM-  Sebulan setelah dibukanya musim pendakian April 2018, Gunung Rinjani menelan korban jiwa. Kali ini menimpa siswa kelas 3 SMA Negeri 8 Mataram, Fahrurozi, 19 tahun.

Dia tewas di perjalanan turun dari Gunung Rinjani, Sabtu 21 April 2018 pukul 13.00 WITA. Dia diduga mengalami gangguan kesehatan akibat penyakit asma yang dideritanya.

Berdasarkan data yang dihimpun,  kejadian bermula ketika Fahrurozi mengeluh sakit sewaktu dalam perjalanan dari Pos III ke Pos II yang berjarak sekitar enam kilometer atau waktu tempuh empat jam ke pintu masuk di Sembalun.

Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani Sudiyono Hardjo Puspito menjelaskan kepada Tempo, korban bersama tujuh orang kawannya di antaranya tiga orang sesama pelajar SMAN 8 Mataram, selesai menjalani ujian akhir.

Baca Juga :  PPP dan TPN Ganjar-Mahfud Ajukan Gugatan PHPU di MK Hampir Bersamaan

”Mereka melakukan pendakian secara legal,” kata Sudiyono.

Fahrurozi alias Ojik beserta tujuh orang temannya antara lain Andre Yani, Zulkifli, Aldi, Zail, Ilham, Gilang, dan Wiwin melalui pos dan membayar retribusi dan asuransi.

”Jadi korban menerima santunan termasuk digunakan untuk evakuasinya,” kata Sudiyono.

Dia menyebutkan berdasar penuturan keluarganya, Fahrurozi di kesehariannya tidak tahan kipas angin dan udara dingin.

Mereka melakukan pendakian melalui Sembalun jalur pendakian Bawak Nao dengan program pendakian tiga malam. Sabtu 21 April, mereka kembali turun menuju Sembalun, di tengah perjalanan antara pos 3 dan pos 2, tiba-tiba Ojik mengalami keram disertai menggigil, sehingga petugas pendakian yang ada di pos Pelawangan dan pos 2 memberikan informasi ke kantor TNGR Resort Sembalun.

Baca Juga :  Usai TPN Ganjar-Mahfud Daftarkan Gugatan ke MK, PDIP Pastikan Bakal Menggulirkan Hak Angket di DPR

Dari Pos TNGR mengirimkan tim medis yaitu Dokter Dedi dan perawat Muslihadi. Setelah sampai pos 2 korban sempat diberikan pertolongan pertama, namun jiwa korban tidak bisa tertolong.

Menurut dokter Dedi dari Puskesmas Sembalun, dia mendapati kondisi Ojik sudah dalam keadaan henti jantung dan denyut nadi tidak ada. Dia melakukan tindakan pompa jantung, dan sekitar 30 detik kemudian nyawanya tidak tertolong.

www.teras.id

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com