JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Internasional

Demi Keselamatannya, Kaki Anak Ini Dioperasi Lalu Dipasang Terbalik

   
Tribunnews

0Tumor ternyata bisa berakibat fatal terhadap penderitanya, namun kemajuan teknologi masih mampu menjadikan penderitanya beraktivitas normal seperti semula.

Meskipun, si penderita harus menjalani operasi yang menurut pandangan awam aneh. Amelia Eldred (7), penari cilik asal Bermingham Inggris memiliki kaki kiri dalam posisi terbalik.

Hal ini akibat tumor yang merusak tulang pahanya. Amelia tidak terlahir dalam kondisi seperti terlihat di atas.

Namun, ia baru saja melakukan operasi dan tim dokter sengaja memasang kaki kirinya dengan posisi telapak kaki menghadap ke belakang (diputar 180 derajat).

 

Tujuannya agar Amelia dapat beraktivitas seperti anak-anak normal lainnya.

Sebelum Amelia genap 7 tahun pada Agustus 2017, ia didiagnosis menderita osteosarcoma.
Osteosarcoma merupakan jenis kanker tulang yang umum terjadi pada anak-anak.

Saat itu, dokter menemukan tumor sepanjang 10 sentimeter yang bersarang di tulang paha Amelia dan membuat tulang kaki kirinya rusak.
Baca: Penyakit Ini Membuat Penderita Seperti Memiliki Tulang yang Meleleh

Sebelum prosedur operasi dilakukan, Amelia telah menjalani kemoterapi. Sayangnya hal ini tidak membuahkan hasil memuaskan.

Dokter memiliki dua pilihan yang diajukan kepada orangtua Amelia.

Semua kaki kiri diamputasi atau melakukan prosedur langka yang kompleks.

Meski terdengar aneh, dokter menjanjikan pilihan kedua akan membuat Amelia tetap dapat bergerak dan memiliki fungsi kaki lebih baik, dibanding amputasi keseluruhan kaki.

Dengan posisi kaki yang dipasang terbalik, Amelia dapat menggunakan pergelangan kakinya sebagai sendi lutut dan memungkinkan tetap bisa berjalan, berlari, bahkan tetap menari.

“Langsung, itu adalah pilihan terbaik bagi kami,” kata ibu Amelia, Michelle Eldred kepada BBC, Rabu (25/4/2018).

Menurut Dana Farber/Boston Children’s and Blood Disorders Center, operasi yang diterima Amelia dikenal sebagai rotationplasty.

Pada operasi jenis ini, dokter pertama-tama mengamputasi bagian tengah kaki yang meliputi bagian bawah tulang femur, lutut, dan tulang tibia atas.

Kemudian tim medis mengambil bagian yang tersisa dari kaki bagian bawah dan dipasangkan kembali ke tulang paha dalam posisi terbalik agar bisa berfungsi sebagai sendi lutut, lihat gambar di atas.

Ahli onkologi ortopedi Dr. Joel Mayerson dari Pusat Kanker Komprehensif Universitas Ohio State yang tidak terlibat dalam kasus ini berkata rotationplasty akan memudahkan pasien bergerak dengan mengeluarkan energi yang tidak terlalu banyak.

Mayerson menjelaskan, jika pasien diamputasi di atas lutut maka pasien harus mengeluarkan sekitar 70 persen lebih banyak energi daripada berjalan normal dengan prostesis (alat bantu yang menyerupai bentuk tubuh untuk mengganti bagian tubuh yang hilang atau rusak, red). Sebaliknya amputasi di bawah lutut, pengeluaran energi hanya 20 persen.

 

“Ini adalah alternatif yang baik untuk memungkinkan pasien tetap aktif dengan penggunaan prostesis modern,” ujar Mayerson kepada Live Science, Jumat (27/4/2018).

Operasi rotationplasty paling sering dilakukan pada anak-anak di bawah usia 12 tahun, karena mereka memiliki kemampuan lebih baik dalam melatih otak untuk menggunakan pergelangan kaki sebagai sendi lutut.

Keuntungan lainnya, rotationplasty memungkinkan anak-anak tetap dapat melakukan berbagai kegiatan termasuk berlari, melompat, atau menari.

Kegiatan ini tidak mungkin dilakukan bila kaki diamputasi seluruhnya.

Menurut Stanford Children’s Health, pasien yang melakukan rotationplasty tidak akan merasakan phantom pain atau nyeri yang biasanya terjadi setelah amputasi tradisional karena saraf di kaki tetap dipertahankan.

Diwartakan Birmingham Live, Amelia didiagnosis menderita osteosarcoma pada Agustus 2017 dan menjalani beberapa kali kemoterapi sebelum melakukan rotationplasty pada Januari 2018.

Pemindaian yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan tulang Amelia sudah mulai menyatu dengan baik pasca operasi.

“Meski bentuk kakinya berbeda, Amelia cukup berani dan percaya diri saat memperlihatkan kakinya. Saya senang dia dapat melakukan semmua hal yang bisa dilakukan anak normal lainnya,” ujar Dr. Lee Jeys, ahli bedah ortopedi di Royal Orthopedic Hospital di Birmingham, Inggris. # Tribunnews

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com