SRAGEN- Mendengar kata penjara, barangkali akan membawa benak kita terlintas pada sebuah tempat gelap tertutup nan menyiksa. Bayangan itu memang ada benarnya, namun tak selamanya pula para penghuni penjara menghabiskan waktu dengan terpaku dalam ketersiksaan.
Seperti para penghuni sel tahanan di Polres Sragen. Mereka ternyata juga mendapat asupan mental berupa siraman rohani melalui pengajian rutin yang digelar pihak Polres melalui Satuan Tahanan dan Barang Bukti (Tahti).
Salah satunya pengajian yang digelar Jumat (4/5/2018) menjelang salat Jumat. Sekitar 19 tahanan Polres dari berbagai kasus, hari itu dikumpulkan untuk mendegar pengajian yang dibawakan langsung oleh Kasat Tahti, Iptu Slamet.
Selama hampir satu jam, mereka diajari membaca ayat suci Alquran dan diberikan pencerahan-pencerahan. Pesan-pesan yang dibawakan dengan bahasa menyentuh oleh Ustad Slamet membuat tak sedikit tahanan larut dalam trenyuh. Bahkan sempat terlihat ada yang meneteskan air mata.
“Rasanya trenyuh Pak, dengar pengajian tadi. Pikirannya jadi serah, pasrah. Jadi ingat kesalahan-kesalahan dan takut nanti kena karma kalau sudah tua. Saya nyesal Pak, mau berubah kalau sudah keluar nanti, ” ujar Indrayana (23) pemuda asal Ngrampal yang dibekuk karena menjadi bandar capjikie saat ditanya perasaannya usai pengajian.
Indra mengaku selama di tahanan, dirinya mulai rajin salat. Sebelumnya salatnya bolong-bolong. Dia juga mengaku penjara menjadikannya teringat kesalahan hingga berjanji tak akan mengulanginya lagi.
Iptu Slamet yang mendadak jadi ustad bagi para tahanan, menuturkan bahwa giat pengajian itu sebenarnya sudah rutin digelar setiap sepekan sekali. Tujuannya agar memberikan pencerahan dan penguatan kepada tahanan sehingga mereka bisa menjalani cobaan tahanan dengan tegar.
“Ada yang sudah lancar mengaji, ada pula yang belum hafal sama sekali bacaan ayat ayat Al Quran. Tak apa, ini adalah awal yang baik, dimana para tahanan yang biasanya hanya berdiam diri, dan lebih banyak menghabiskan waktunya tiduran atau mengobrol, kini mereka lebih banyak mengaji,” ujarnya.
Ia mengaku dengan ikhkas mengajarkan mengaji dan pengajian. Bahkan menjelang bulan puasa ini, tiap menjelang sholat dhuhur, para tahanan diberi menu mengaji lebih dulu.
Kapolres Sragen, AKBP Arif Budiman mengapresiasi program mengaji untuk tahanan itu. Ia menekankan bahwa lewat pengajian itu bisa memberikan
hal positif terhadap mental dan rohani para tahanan sehingga menghindari hal hal yang tak diinginkan.
“Mudah-mudahan dengan mendapat pencerahan dan pengajian rutin itu, bisa membukakan pintu hati mereka, menjadikan titik balik sehingga ketika mereka keluar bisa kembali ke jalan yang benar, ” pungkas Kapolres. Wardoyo
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com