SRAGEN- Hingga tiga tahun rusak parah, jalan poros antar desa dan kecamatan dari Tunggul-Srimulyo, Gondang, belum juga diperbaiki. Kondisi kerusakan yang sangat parah dan banyak mencelakakan warga bahkan sampai menggerakkan dua Kades di desa jalur itu untuk urunan membeli aspal dan memperbaiki secara swadaya.
Aksi perbaikan secara swadaya jalan yang sebenarnya jalan DPU itu dilakukan oleh Kades Tunggul, Suntoro dan Kades Tegalrejo, Heru Setyawan. Kebetulan dua desa itu bersebelahan dan dilalui oleh jalan Tunggul-Winong.
Kedua Kades itu mengaku tergerak untuk urunan membeli material dan aspal karena merasa prihatin kerusakan jalan banyak mencelakakan warga mereka.
Keduanya urunan dari dana pribadi mereka untuk membeli aspal, material dan menyewa stoom. Sedangkan pengaspalan dan perbaikan dikerjakan bersama dengan warga.
Salah satu titik terparah yang diperbaiki adalah tanjakan di perbatasan Tunggul-Tegalrejo yang rusak parah hampir tiga tahun terakhir.
“Hampir setiap hari ada kecelakaan di tanjakan yang kebetulan titik terparah dan dekat dengan rumah saya. Anak-anak kecil sering jatuh, ibu bawa anaknya juga jatuh. Pedagang yang lewat bawa belanjaan atau tentengan seperti telur tahu banyak yang terjatuh dan hancur pecah. Karena tanjakan ini kondisinya sudah berlubang, licin dan banyak kerikilnya sehingga sangat berbahaya, ” papar Kades Tunggul, Suntoro ditemui saat memimpin kerjabakti perbaikan di tanjakan, Sabtu (12/5/2018).
Ia mengatakan aksi perbaikan swadaya itu dilakukan karena jalan tak kunjung diperbaiki meski hampir setiap tahun diusulkan. Pihaknya juga sudah meminta izin ke DPU sebelum mengaspal sendiri lantaran secara status sebenarnya perbaikan menjadi tanggungjawab DPU dan Pemkab.
“Kemarin warga di Dukuh Pilangsari juga sudah menanami pisang karena saking jalannya rusak, tapi enggak tahu belum juga masuk anggaran. Sebagai Kades, kami jujur juga kasihan melihat warga tiap hari kecelakaan di jalan rusak. Padahal jalan ini selain poros antar desa, juga penghubung kecamatan ke kabupaten juga,” urainya.
Kades Tegalrejo, Heru Setyawan mengatakan ruas jalur Tunggul-Winong yang rusak parah itu sepanjang antara 3-4 kilometer. Dari jalur rusak itu, yang benar-benar sangat parah dan menjadi momok mencelakakan warga ada sekitar 25 meter, termasuk tanjakan Tunggul-Tegalrejo.
Aksi urunan dana pribadi itu ia lakukan karena terketuk melihat penderitaan warga dan pengendara yang sering kecelakaan. Sementara perbaikan yang ditunggu-tunggu dari Pemkab hampir bertahun-tahun tak pernah datang.
“Itu murni sukarela dari kami berdua. Nggak ada tujuan lain selain biar bisa dilewati warga tanpa harus takut kecelakaan lagi. Yang diperbaiki ada sekitar 25 meter. Yang paling parah di tanjakan itu karena sudah nggak kehitung yang jatuh kecelakaan, ” tuturnya.
Untuk pengaspalan dan material, diperkirakan menghabiskan sekitar Rp 12-14 juta. Aksi pengaspalan swadaya itu bukan kali pertama.
Kades yang akrab disapa Wawan itu menyebut pihaknya bersama warga juga sudah sering ngurug lubang jalan yang parah dengan pasir dan batu hasil swadaya.
“Seingat saya sudah tiga kali kami memperbaiko sendiri. Dua kali cor, satu kali aspal ini. Belum urugnya. Dananya ya urunan kami berdua dengan Kades Tunggul. Semua demi masyarakat, karena jalur itu akses utama menuju Gondang dan kabupaten juga, ” imbuhnya.
Ia menambahkan perbaikan secara swadaya itu juga dilakukan untuk menyambut persiapan Lebaran dan warga yang akan pulang dari perantauan. Wardoyo