JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Terungkap, Siswi SD Ini Alami Kecanduan Asusila Mengerikan. Tiap Lihat Pria Ganteng Langsung Bereaksi

YK, siswi SD pengidap kecanduan seks. Foto/Tribunnews
   
YK, siswi SD  . Foto/Tribunnews

JOGLOSEMARNEWS- Terungkapnya fenomena siswi kelas 1 Sekolah Dasar (SD) di Surabaya berinisial YK yang sudah kecanduan seks memang cukup memprihatinkan.

Siswi berinisial YK yang berumur 8 tahun saat ini sudah ditangani Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) serta Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Meski begitu, ternyata kasus kecanduan seks akibat libido terlalu besar itu ternyata tak hanya menimpa YK saja. YK semasa kecil tinggal di lingkungan  Dolly.

Rupanya sebelum YK,  Pemkot Surabaya menemukan kasus serupa,  pada anak berusia delapan tahun di Dolly.

Penemuan kasus tersebut tepatnya terjadi di tahun 2014. Menurut Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Nanis Chaerani, kasus yang menimpa anak berinisial MT ini lebih parah dibandingkan YK.

“Kasusnya yang dulu lebih parah, MT dulu liat laki-laki ganteng sedikit langsung bereaksi, sekarang dia sudah sekolah, sudah jauh lebih baik,” katanya.

Sampai saat ini anak dengan inisial nama MT  (8) itu masih tinggal di shelter milik Pemkot.

“Sampai saat ini masih didampingi. Dia terus didampingi oleh psikolog, psikiater, bahkan juga dilakukan hypnotherapy,” tuturnya.

Menurut Nanis, kasus-kasus ini terjadi tidak terlepas dari pengaruh adanya tempat tersebut.

“Yang saya kami lihat dari sini, prediksi ibu wali kota untuk segera menutup lokalisasi agar tidak ada dampak negatif pada anak itu sangat tepat. Ini baru dua kali ditemukan kasus kecanduan pada anak, bisa jadi di luar masih banyak tapi belum mau melapor,” ucapnya.

Kasus MT juga dibenarkan Walikota Surabaya,  Tri Rismaharini. Menurutnya kasus MT juga langsung ditangani.

Baca Juga :  Hakim MK Diminta Tak Hanya Periksa Perbedaan Perolehan Suara, Todung: Pemilu Kali Ini Dipenuhi Berbagai Pelanggaran

“Kita dulu pernah menangani juga, di tahun 2014, sampai sekarang belum kita lepas, karena psikiaternya masih menilai masih bahaya, tapi dia sekarang sudah jauh berubah, sudah jadi ketua kelas di sekolah,” ucap Risma.

Diberitakan sebelumnya, baru-baru ini Pemerintah Kota Surabaya menemukan seorang anak dengan kelainan sex addict atau kecanduan seks.

Setelah ditelusuri, kecanduan yang diderita oleh anak perempuan berusia 8 tahun dengan inisial YK itu terjadi karena dia tumbuh besar di kawasan Lokalisasi Dolly.

“Kami menemukan kasus anak yang mengalami sex addict lagi. Temuannya baru kemarin. Anak ini diketahui sejak usia dua tahun dititipkan ke neneknya yang tinggal di Dolly,” kata Nanis.

YK dititipkan oleh orang tua kandungnya ke sang nenek sampai tahun 2016 sebelum diambil kembali ke Tambak Wedi lantaran neneknya sakit TBC.

Disampaikan Nanis, anak tersebut mengalami kelainan seks yang cukup membuat ngeri.

“Kami mulanya menemukan anak ini karena pengaduan dari ibunya saat kami merawat keluarganya yang kena TBC, keluarga ini mengidap TBC akibat tertular dari sang nenek, makanya itu anak ini dibawa kembali oleh ibunya,” ucap Nanis.

Nah, dari penuturan sang ibu kandung, YK memiliki perilaku tidak senonoh yang tidak sepatutnya dilakukan oleh anak di bawah umur.

YK kerap mengajarkan adik-adiknya yang berusia tujuh tahun, empat tahun dan satu tahun untuk melakukan tindakan orang dewasa.

“Adiknya cerita ke ibunya, diajarkan berciuman seperti orang dewasa. Lalu adiknya yang laki-laki dan perempuan itu juga diajarkan untuk memainkan alat kelamin, dia juga meminta untuk direkam saat memegang pantat dan juga telanjang,” ucap Nanis.

Baca Juga :  Kemnaker Imbau Gojek dan Grab Berikan THR, Asosiasi Driver Online Pesimis

Begitu dengar pengaduan sang adik, orang tuanya justru marah dan memukul YK.

Namun ibunya sadar bahwa itu tidak akan mampu menyembuhkan YK. Itu sebabnya ia memutuskan untuk mengadu ke Pemkot Surabaya.

Dari pengaduan tersebut, Pemkot segera melakukan tindakan lebih lanjut pada YK.

Tim yang terdiri dari dokter, psikolog dan psikiater diturunkan untuk menggali seberapa jauh tingkat kecanduan yang diderita bocah yang baru duduk di kelas 1 SD tersebut.

Sejauh ini, belum ada penuturan bahwa anak tersebut sudah pernah melakukan hubungan asusila dengan orang dewasa atau tidak.

“Kalau sementara ini tidak ada pengakuan ia pernah berhubungan badan atau belum, tapi dia cerita kalau dia diajarkan oleh seseorang di sana, bahkan untuk mengakses video asusila melalui Youtube dia juga sudah pintar,” katanya.

Berdasarkan penelusuran, kemungkinan YK sudah diajari untuk melakukan aktivitas orang dewasa tersebut saat masih usia sangat dini.

Bahkan sejak usia tiga atau empat tahun. Orang tua YK mengakui bahwa lingkungannya saat itu masih ada Dolly.

Meski neneknya hanya berjualan nasi di sana, namun lingkungan di sana bisa jadi yang mengajarkan pengaruh buruh pada YK.

“Bisa saja kondisi rumah di sana tidak ada batas antara yang membuka jasa prostitusi dan yang rumah tangga. Bahkan ada yang rumah tangga tapi ada yang buka praktek,” ucapnya.

Saat ini dikatakan Nanis, YK sudah ditangani Pemkot. Ia saat ini masih bersama keluarganya di Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran.

Ia belum masuk ke shelter lantaran juga masih berobat untuk penyakit TBC.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com