JOGLOSEMARNEWS.COM Market Lifestyle

Awas, Kecanduan Game Anak Bisa Terlambat Berkembang

   
Ilustrasi/Tempo.co

Di zaman digital sekarang ini, kebanyakan gawai menjadi pilihan paling mudah bagi orang tua agar si anak tidak rewel. Nah, tapi, langkah seperti ini kalau tidak kita sadari, bisa berakibat fatal lho bagi anak.

Anak yang bermain game berarti menjalani sedentary life, yaitu waktu dihabiskan lebih banyak di depan layar sambil makan kudapan.

Seharusnya mereka melakukan aktivitas fisik di luar dan mendapat sinar matahari yang dibutuhkan tubuh. Sedentary life menyebabkan anak obesitas dan rentan terjangkit penyakit tidak menular. Selain itu, anak berpotensi mengalami gangguan perkembangan kepribadian, sosial, motorik kasar hingga kemandirian.

Menurut dokter anak, Bernie Endyarni Medise, dari Divisi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, orang tua mesti mengajak si kecil menjalani aktivitas fisik 1 jam per hari. Ia kemudian memaparkan penelitian terbaru dari FKUI.

“Penelitian terbaru saya di FKUI pada anak usia 18-36 bulan yang diberikan screen time lebih dari 4 jam per hari mengalami keterlambatan perkembangan bahasa 4,4 kali lebih besar dari anak yang diberikan screen time kurang dari 4 jam per hari. Anak di bawah 18 bulan sebaiknya tidak diperkenalkan kepada game, televisi, dan gawai. Hanya boleh video chatting. Sementara total durasi screen time untuk anak di atas 2 tahun maksimal 1 jam per hari,” Bernie mengingatkan.

Jika anak kadung mencandu game, apa yang harus dilakukan orang tua? Bernie menyarankan orang tua membawa buah hati mereka ke dokter spesialis tumbuh kembang anak atau dokter psikiatri anak untuk mendapat penanganan yang tepat.

“Namun orang tua harus mau bekerja sama dengan dokter dalam menerapkan aturan di rumah terkait penggunaan gawai dan game. Itu harus disepakati dulu,” katanya mengingatkan. “Sekali lagi buat orang tua, kalau ingin mengenalkan televisi, game, atau gawai kepada anak sebaiknya di atas usia 2 tahun. Dampingi si kecil dan batasi durasinya.”

Jangan menjadikan gawai, game, dan televisi senjata untuk membungkam si kecil ketika rewel. Jangan pula memberikan game dengan prinsip yang penting anak anteng dan tidak berisik. Banyak kegiatan fisik yang dapat Anda perkenalkan kepada anak sesuai dengan usianya.

“Seperti bermain bola, belajar naik sepeda, atau bermain lompat tali. Semua mesti disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak,” ujar Bernie.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com