Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Harga Telur Masih Tinggi, Asosiasi Perunggasan Bertindak

pexels.com

SOLO– Naiknya harga telur beberapa waktu terakhir mulai meresahkan masyarakat. Pasalnya, harga telur sampai saat ini masih bertahan di angka tertingginya, Rp 26.000 per kilogram.

Kondisi tersebut memaksa Asosiasi Perunggasan “bertindak”, yaitu dengan mendesak pemerintah agar segera mengambil tindakan guna mengatasi hal itu. Menurut Anggota Perhimpunan Insan Perunggasa Rakyat (Pinsar) Petelur Nasional, Robby Susanto, beberapa hal menjadi penyeban naiknya harga telur saat ini.

Harga telur terus naik dan bertahan di angka yang cukup tinggi. Hal ini karena beberapa persoalan yang dialami para peternak. Tentu saja hal ini menurunkan jumlah produksi telur,” ujarnya, Sabtu (14/7/2018).

Robby mengatakan, produksi telur turun bervariasi 30-50 persen dan beberapa faktor penyebabnya diantaranya adalah adanya pembatasan penggunaan antibiotik dari pemerintah, virus, harga pakan yang ikut terkerek naik dan sebagainya.

“Beberapa persoalan yang dihadapi peternak diantaranya adanya pembatasan penggunaan antibiotik dari pemerintah dan persoalan lain. Dan karena kondisi-kondisi itu produktifitas ayam menjadi drop. Pemerintah harus segera bertindak mengatasinya,” paparnya.

Terkait hal itu, Robby menambahkan, pihaknya dalam berbagai kesempatan telah memberikan masukan kepada pemerintah untuk membuat kajian ilmiah dengan para perguruan tinggi.

“Dengan harapan akan ada solusi efektif yang dapat diberikan kepada para peternak,” tukasnya. Triawati Prihatsari Purwanto

Exit mobile version