JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Impor Barang Bakal Tak Sebebas Sebelumnya, Ini Masalahnya

   
Ilustrasi/Tempo.co

JAKARTA –  Impor barang kini tak akan semudah sebelumnya. Pasalnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan, bakal membatasi impor barang. Pembatasan itu dilakukan untuk menjaga stabilitas rupiah yang kian melemah.

“Secara selektif kami akan meneliti kebutuhan impor,” ujarnya kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (3/7/2018).

Sri Mulyani menjelaskan akan menyeleksi konten-konten impor yang dibutuhkan. Dia memprioritaskan barang impor yang digunakan untuk pembangunan dan sangat dibutuhkan.

“Kami akan terus berlakukan koordinasi ini supaya kehati-hatian dari perekonomian bisa tetap terjaga,” tutur dia.

Untuk menekan rupiah yang semakin melemah, Sri Mulyani juga menggalakkan ekspor dan pemasukan yang meningkatkan devisa negara. “Dengan mendukung ekspor, pariwisata, dan kegiatan yang menghasilkan devisa bagi negara,” ujar Sri Mulyani.

Baca Juga :  Putusan Sengketa Pilpres 2024, Tinggal Menunggu Hati Nurani dan Keberanian MK

Sebelumnya, Bank Indonesia terus bersiaga di pasar valuta asing guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Hingga sore hari ini, kurs rupiah masih melemah ketimbang pagi hari tadi.

“Kami pastikan bahwa BI terus ada di pasar untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah, baik melalui intervensi di pasar valas maupun pembelian surat berharga negara di pasar sekunder,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 3 Juli 2018.

Baca Juga :  Diduga Catut Nama Dosen di Malaysia, Prof Kumba Akhirnya Mundur dari Jabatan Dekan FEB Unas

Selain melakukan intervensi, Perry mengatakan hari ini juga ada lelang surat berharga negara. Harapannya, dari lelang itu para investor asing bisa masuk untuk menambah suplai dolar dan menstabilkan rupiah.

Sebab Perry mengatakan meski suku bunga acuan BI sudah naik 50 basis poin menjadi 5,25 persen untuk memperkuat stabilitas rupiah, investor asing yang masuk ke Indonesia belum cukup besar.

Padahal kebijakan menaikkan suku bunga acuan itu diambil untuk membuat pasar keuangan Indonesia, khususnya di obligasi pemerintah, yield-nya bisa tetap menarik bagi investor asing.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com