JOGLOSEMARNEWS.COM Umum

Ironi Lalu Zohri, Juara Dunia Lari 100 M asal Indonesia. Ternyata Rumahnya Gubug Berlapis Koran Bekas

Lalu Zohri dan kondisi rumahnya. Foto/Tempo.co
   
Lalu Zohri dan kondisi rumahnya. Foto/Tempo.co

JAKARTA- Dunia olahraga atletik Indonesia menorehkan sejarah baru di pentas atletik dunia. Adalah Lalu Muhammad Zohri, atlet lari sprint berusia 18 tahun yang mencatatnya. Sprinter muda itu menorehkan sejarah dengan menjadi juara dunia atletik U-20, nomor lari bergengsi 100 meter doi Finlandia Rabu (11/7/2018).

Zohri mencatatkan waktu 10,18 detik mengungguli sprinter andalan asal Amerika Serikat.

Namun ironi menyeruak seiring prestasi moncer yang ditorehkan sprinter muda asal Lombok itu. Ternyata, Lalu Zohri lahir dari keluarga tidak mampu.

Rumahnya di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, juga sangat menyedihkan. Bangunan rumahnya itu berupa gubuk bambu, yang di beberapa bagian dilapisi koran bekas.

“Iya, sampai sekarang kondisi rumah masih sama,” kata kakak Lalu, Fazilah, ketika dihubungi Antara dari Jakarta, Kamis (12/7/2018).

Kondisi rumah itu tampaknya akan segera berubah setelah Zohri tampil menggebrak dengan menjuarai nomor lari 100 meter dalam kejuaraan di Finlandia, Rabu (11/7/2018). Pemerintah daerah siap membantu memperbaikinya.

Bupati Lombok Utara H. Najmul Ahyar menyatakan akan membantu memperbaiki rumah Zohri karena telah berprestasi mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia.

“Sebagai bentuk apresiasi, insya Allah akan kami wujudkan dalam bentuk kebijakan. Saya akan bicara dengan TAPD (tim anggaran pemerintah daerah), mungkin kaitan dengan rumahnya,” ujarnya di Tanjung, Kamis.

Ia juga berkeinginan merekrut Zohri sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) karena telah berprestasi dalam dunia olahraga tingkat internasional. Namun hal tersebut terkendala aturan yang belum memberikan ruang sebagai bentuk kompensasi bagi atlet yang telah berlatih keras hingga meraih prestasi tingkat dunia.

Karena itu, Najmul mendorong pemerintah pusat memikirkan masa depan atlet-atlet yang berprestasi. Pasalnya, masalah kejelasan masa depan menjadi keluhan para atlet yang fokus berlatih hingga sekolahnya kurang terurus.

“Seandainya pemerintah daerah berhak mengangkat menjadi CPNS, saya bisa pastikan merekrut Lalu Muhammad Zohri. Namun bukan daerah yang punya,” tuturnya.

Najmul juga mempertimbangkan untuk membangun lintasan atletik di lapangan Gondang sebagai pusat latihan cabang olahraga lari yang diharapkan bisa memunculkan Zohri lainnya.

“Kami sudah merencanakan program pembangunan lintasan atletik tersebut. Mudah-mudahan pada tahun anggaran berikutnya bisa diwujudkan,” tuturnya.

Zohri meraih gelar juara dunia lari 100 meter putra U-20 dengan mengungguli dua pelari asal Amerika Serikat. Ia memastikan Indonesia meraih gelar pertamanya dalam kejuaraan resmi IAAF itu.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com