JAKARTA – Meski mendapat kritikan dari rekan-rekannya di Parlemen, Fadli Zon dan Fahri Hamzah, namun Ali Mochtar Ngabalin tetap pada pendiriannya. Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan yang telah diangkat menjadi Komisaris PT Angkasa Pura I itu bahkan menyatakan mundur dari DPP Golkar.
Otomatis, Ngabalin juga mundur calon legislator (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Golkar. Hal tersebut diungkapkan Ngabalin menyusul pilihan yang diberikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto antara menjadi caleg dan komisaris.
“Saya memang sejak awal memilih membantu Presiden. Jadi saya berhenti dari kepengurusan DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Golkar. Otomatis saya tidak nyaleg,” ujar Ngabalin saat ditemui menghadiri acara workshop nasional anggota FPG DPRD se-Indonesia di Hotel Redtop, Jakarta, Jumat, 20 Juli 2018.
Ngabalin mengatakan surat pengunduran dirinya baru akan diberikan langsung kepada Airlangga hari ini, Jumat, 20 Juli 2018. “Baru sempat ketemu, kemarin-kemarin saya kan harus mendampingi Presiden,” ucapnya.
Ngabalin merupakan politikus Golkar, yang kini menjabat Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan. Kamis, 19 Juli 2018, Ngabalin diangkat menjadi anggota dewan komisaris di PT Angkasa Pura I melalui surat keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara.
Menurut Airlangga, Ngabalin saat ini terdaftar juga sebagai caleg dari daerah pemilihan Sulawesi Tenggara. Karena itu, kata dia, Ngabalin harus segera menentukan pilihannya. Apabila Ngabalin memilih menjadi Komisaris PT Angkasa Pura I, Partai Golkar akan menyiapkan penggantinya untuk maju pileg (pemilihan legislatif) 2019. Ali Mochtar Ngabalin pun tegas memilih menjadi Komisaris Angkasa Pura I ketimbang maju menjadi caleg.