Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Begini Cara Forum Nusantara Bangkit Dinginkan Suasana Politik Yang Memanas

Triawati

SOLOForum Nusantara Bangkit menggelar kegiatan dialog publik dengan tema “Dengan Semangat Kemerdekaan, Kita Dukung Kepemimpinan Nasional Yang Kuat dan Menolak Politisasi Agama”, Rabu (29/8/2018) di Solo. Kegiatan tersebut diikuti tokoh-tokoh masyarakat dan pemuda dari Soloraya.

Menurut Ketua Forum Nusantara Bangkit, Dwi Santosa, kegiatan tersebut diselenggarakan untuk mendinginkan suasana politik yang saat ini semakin memanas. Dan peran pemuda dinilai sangat strategis guna menangkal maraknya isu dan pemberitaan mengenai agama yang dijadikan alat untuk kepentingan politik.

“Pemuda harus berani mengkonter isu agama untuk kepentingan politik. Jangan sampai (pemuda) justru terbawa dalam isu itu. Dan saat ini berkembangnya isu agama untuk kepentingan politik mulai marak terjadi pasca-pendaftaran Capres dan Cawapres awal Agustus kemarin. Janganlah agama dibawa ke politik apalagi ke tempat-tempat ibadah. Apalagi digunakan sebagai tempat memprovokasi umat. Ini sangat diluar ajaran agama itu sendiri,” urainya.

Dwi menambahkan, memanasnya isu-isu politik yang menyeret agama tengah marak di media sosial. Dikhawatirkan isu tersebut justru menyebar dan mengganggu kenyamanan masyarakat.

“Kami mengumpulkan semua tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, dan tokoh pemuda lainnya untuk menangkal isu tersebut di masyarakat. Bertepatan dengan bulan kemerdekaan, kita khususnya generasi muda harus mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang ramah, santun, bersatu, bertoleransi demi terwujudnya kepemimpinan nasional yang kokoh dan berwibawa,” tukasnya.

Sementara itu, salah satu narasumber acara, Ketua Forum Komunikasi Lintas Kultural Solo Raya, Mantep Riyanto menambahkan, toleransi berperan penting bagi bangsa Indonesia. Tidak bisa dipungkiri hampir setiap aspek kehidupan manusia membutuhkan sikap toleransi.

“Namun akhir-akhir ini masih banyak kasus mengenai intoleransi, apalagi kalau kaitannya dengan toleransi agama. Dibutuhkan tokoh agama sebagai penengah untuk mengantisipasi hal itu,” ungkapnya. Triawati PP

Exit mobile version