JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Gawat, 22,6 % Bayi di Karanganyar Terdeteksi Alami Stunting. Ada 4,77 % Remaja Putri Berisiko Alami Ini.. 

Ilustrasi stunting
   
Ilustrasi stunting

KARANGANYAR- Kasus stunting atau gagal tumbuh di kabupaten Karanganyar, dinilai masih memprihatinkan. Jumlah penderita stunting di Karanganyar mencapai 22,6 persen.

Atas fakta itu, Pemkab mencanangkan lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan launching tablet tambah darah di Kecamatan Jumapolo.

Pencanangkan itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas kaluarga yang sehat dan berkualitas.

Lima pilar itu adalah tidak ada keluarga yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS), kepemilikan jamban yang sehat, penerapan cuci tangan pada keluarga, pengelolaan air minum dan makanan aman, penerapan sampah dan limbah keluarga yang aman.

“Kasus stunting di Karanganyar pada bayi 22,6 persen masih dibawah dari target Propinsi Jawa Tengah. Stunting jika tidak ditangani serius akan berdampak pada perkembangan terhambat, penurunan fungsi kognitif, penurunan fungsi kekebalan tubuh. Sedangkan untuk jangka panjang dapat mudah terkena penyakit jantung, diabetes dan hipertensi,” papar Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Fatkul Munir saat memberikan sambutan pencanangan lima pilar STBM di lapangan Jumapolo Rabu (29/08/2018).

Dia menambahkan data DKK dari pemantauan yang sudah dilakukan kepemilikan jamban sehat 97,36 persen, penerapan cuci tangan pada keluarga 69,6 persen. Lantas, pengelolaan air minum dan makanan aman 86,46 persen, sampah aman 72,14 persen, pengelolan limbah keluarga 59,79, sanitasi layak sudah melampaui target Jawa Tengah dan Nasional.

Sedangkan untuk BABS sudah tidak ada BAB sembarangan. Hanya masih ada 5.885 KK belum memiliki jamban dan mereka menumpang ke tetangga atau jamban umum.

Sementara untuk anemi, menurut Fatkul Munir penjaringan pada pelajar SMP diperoleh data masih ada 4,77 persen remaja putri resiko anemi. Jika kondisi ini dibiarkan, maka akan dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah dan kematian ibu dan bayi.

“Kecamatan Jumapolo dijadikan percontohan lima pilar karena bisa dijadikan percontohan,” imbuhnya.

Sementara Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengatakan  kesehatan adalah faktor yang penting untuk meningkatkan kualitas hidup. Hidup terasa tidak akan berarti jika seseorang sakit. Gerakan masyarakat menuju pola hidup sehat harus terus dilakukan secara terus-menerus. Pasalnya kesehatan menjadi kebutuhan semua lapisan masyarakat.

“Orang-orang produktif adalah orang–orang sehat jiwa dan raganya. Sementara tablet tambah darah diperuntukkan untuk remaja putri karena mereka menyiapkan ibu yang baik. Ibu yang baik akan melahirkan generasi yang baik,” papar Bupati Karanganyar.

Dia menambahkan pengetahuan kesehatan pada remaja perlu dilakukan secara berkesinambungan. Sebab jika tidak diantisipasi maka masa depan akan teracam. Soalnya kaum perempuan jika tidak sehat maka akan melahirkan generasi yang tidak sehat pula. “Pencanangan lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat di Jumapolo sangat luar biasa. Mudah-mudahan perilaku hidup bersih akan meningkatkan kualitas SDM,” imbuhnya. Wardoyo

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com