Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kades-Kades di Sragen Berguguran Dijebloskan ke Penjara. 10 Hari 3 Kades Dibui,  2 Ditangkap di Hari Jumat Keramat

Kades Kaloran, Gemolong, Suraya saat digerebek Polsek Gemolong, Jumat (3/8/2018). Foto/Wardoyo

SRAGEN- Penangkapan Kades Kaloran, Gemolong, Suraya (54) karena mendalangi perampokan terhadap pengusaha asal Kudus, Jumat (2/8/2018) tak hanya menggemparkan warga dan publik Sragen. Penangkapan Suraya yang langsung dikeler dan ditahan oleh Polres Kudus, seolah menambah panjang daftar Kades di Sragen yang harus menginap di hotel prodeo.

Tercatat dalam 10 hari terakhir, sudah tiga Kades yang ditahan dan dibui karena berbagai kasus kriminal. Menariknya,  dua diantaranya ditangkap pada hari Jumat sehingga seolah menegaskan betapa keramatnya hari Jumat itu.

Berdasarkan catatan Joglosemarnews, kasus penangkapan Kades diawali dengan Kades Doyong, Kecamatan Miri,  Sri Widyastuti (40). Sri langsung ditahan pada hari Jumat keramat tanggal 20 Juli 2018 pada kehadiran pertamanya diperiksa sebagai tersangka.

Ia langsung dikirim ke LP Kelas II A Sragen oleh Kejaksaan Negeri setempat atas dugaan korupsi proyek talut dan drainse dari dana desa yang merugikan keuangan negara sekitar Rp 70 juta.

Tak lama berselang, Kades Tlogotirto, Sumberlawang, Riyono (48) juga menyusul ditahan atas kasus perjudian ceki bersama warga.

Sempat mendapat angin segar penangguhan beberapa hari, Riyono juga dicokok saat pelimpahan tahap kedua di Kejaksaan Negeri. Ia ditahan dan dititipkan ke LP Kelas II A Sragen pada Rabu (2/8/2018).

Belum reda rasa syok para Kades dan warga, publik kembali dibuat geger setelah Kades Kaloran, Suraya (54) malah berbuat lebih mrosal. Ia ditangkap Polsek Gemolong juga pada hari Jumat keramat,  Jumat (3/8/2018) di rumahnya karena terbukti mendalangi perampokan pengusaha di Kudus sehari sebelumnya.

Ketiganya menyusul Kades Hadiluwih, Sumberlawang, Wiranto (58) yang sudah lebih dulu mendekam di tahanan akibat kasus korupsi DD 2016.

Bagaimana reaksi warga dan rekan-rekan Kades?  Hampir semua Kades yang mendengar kabar penangkapan Suraya dan dua rekannya itu, mengaku prihatin dan tak menyangka.

“Benar-benar nggak nyangka, bisa sampai segitunya. Apa sih sebenarnya yang dicari kok sampai merampok.  Kami enggak habis pikir sampai nekat begitu, ” ujar salah satu Kades di Gemolong yang enggan disebut identitasnya, Sabtu (4/8/2018).

Tak hanya rekan Kades, warga di Kaloran tempat Suraya menjabat, juga mayoritas tak mengira pimpinannya bisa berbuat senekat itu.

Sekda Sragen,  Tatag Prabawanto juga mengaku tak mengira jika ada Kades yang sampai nekat mendalangi perampokan. Selama ini, menurunya, bupati selaku pimpinan dan dirinya sebagai koordinator, juga tak kurang-kurang memberi arahan kepada Kades untuk bekerja sesuai prosedur dan menghindari segala bentuk pelanggaran.

“Kalau pembinaan dan pengarahan sebenarnya juga nggak henti dan nggak kurang-kurang. Bu Bupati selaku pembina, saya sebagai koordinator setiap kesempatan juga selalu memberikan arahan ke Kades-Kades, ” tuturnya.

Di sisi lain,  rentetan penangkapan Kades di Sragen itu tak pelak menyiratkan keprihatinan terkait moralitas dan integritas para pejabat penyelenggara pemerintahan di tingkat desa.

Ya, tiga kejadian yang menimpa ketiga Kades itu harusnya menjadi pembelajaran bagi semua pimpinan bahwa satu keteladanan baik, akan jauh lebih berharga dari sejuta nasehat dan arahan. Wardoyo

 

Exit mobile version