JOGLOSEMARNEWS.COM Umum

Kalau Pas ke Jogja Jangan Lupa Mencicipi Sate dan Tongseng Sidat ya

tribunjogja.com
   
tribunjogja.com

JOGJA-Tak seperti lazimnya bahwa bakso terbuat dari daging sapi, kicik, dan tongseng dari daging kambing dan lain sebagainya.

Namun bagaimana jadinya jika masakan di atas berbahan dasar ikan sidat?

Mencoba untuk tampil beda, Andini (51), pemilik rumah makan Omah Sidat, membuat kreasi baru dengan mengolah daging ikan sidat menjadi aneka macam makanan baru.

Dari mulai bakso sidat, kicik, tongseng, rica, sop, pepes, hingga sate sidat.

Ikan sidat sendiri merupakan jenis ikan karnivora, berbentuk memanjang seperti belut tetapi memiliki ukuran relatif lebih besar.

Ikan dengan nama lain Pelus atau Moa ini mampu hidup di perairan tawar dan laut. Di Jepang, ikan ini digemari dengan nama Unagi.

Sate dari olahan daging sidat ini memiliki rasa yang enak. Di bagian daging sesekali masih ditemukan ada duri, namun mudah dipisahkan dari daging.

Meskipun tergolong jenis ikan, sate dan tongseng olahan Andini ini tidak amis. Memiliki tekstur empuk dan kenyal.

Ditambah siraman sambal kecap, sate sidat, menggoda selera makan.

Kuah dari tongseng sidat di rumah makan ini memiliki cita rasa gurih. Dengan potongan daging sidat yang besar-besar dan empuk.

Konon, ikan sidat ini kaya akan omega 3, protein, vitamin namun rendah kolesterol. Jadi aman untuk kesehatan.

Kepada tribunjoga.com, Andini mengatakan, sidat sebenarnya merupakan olahan makanan yang sudah dikenal oleh masyarakat zaman dahulu. Namun belum populer.

Ia sendiri mengaku membuka rumah makan dengan menu khas aneka olahan sidat, berawal dari menu makan keluarga.

“Awalnya ini menu favorit keluarga. Terus saya berfikir nyoba-nyoba ingin mengenalkan sidat ini menjadi makanan yang ada di warung. Ternyata responnya bagus dan peminatnya cukup banyak,” ujar Andini.

Meski terbilang baru, rumah makan omah sidat yang ada di Jalan Siluk, Imogiri, Bantul ini dalam sehari, diakui Andini, mampu menjual 30 porsi olahan sidat.

Harga satu porsi olahan sidat di rumah makan ini terbilang cukup ekonomis.

Bakso sidat oleh Andini dibanderol dengan harga Rp 9 ribu/porsi, sedangkan kicik, tongseng, rica, sop, hingga sate sidat harganya Rp 21ribu/porsi.

“Di sini juga ada pepes sidat, harganya Rp 24 ribu/porsi,” imbuh Andini.

Ia menjelaskan, dalam sehari dirinya mampu mengolah daging ikan sidat sebanyak 5 kilogram menjadi aneka makanan. Ikan ini dibeli langsung dari para komunitas mancing mania.

Komunitas pencari sidat ini tersebar dari sepanjang pantai selatan, Kulon Progo hingga Cilacap.

Ia mengklaim jika olahan sidat di warung miliknya merupakan pertama dan tidak ada duanya di kabupaten Bantul.

“Di Bantul, warung jenis olahan sidat, saya yang pertama dan tidak ada duanya,” ungkapnya, lalu tersenyum.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com