SOLO– Ratusan pelaku UMKM dari Solo dan sekitarnya mengikuti pelatihan Sistem Pencatatan Keuangan dan Pemasaran Online yang digelar selama dua hari, Rabu-Kamis (8-9/8/2018), di Gedung BI Solo. Selain pelaku UMKM, pelatihan juga diikuti klaster dan pondok pesantren binaan KPw BI Solo di wilayah Soloraya, UMKM binaan stakeholder terkait, serta dinas/instansi pemerintah dan perbankan.
Kepala BI Solo, Bandoe Widiarto mengungkapkan, kegiatan tersebut diadakan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang semakin berkualitas dan peningkatan inklusi keuangan.
“Dimana Bank Indonesia menjalankan fungsi pengembangan UMKM yang difokuskan pada program pengendalian inflasi melalui pengembangan UMKM komoditas pangan strategis khususnya pada komoditas volatile food. Pengembangan UMKM juga dilakukan dengan tujuan mendorong penurunan currebt account defisit (CAD) melalui pengembangan UMKM yang berorientasi ekspor dan substitusi impor, serta mendukung pengembangan UMKM syariah,” ujarnya, Rabu (8/8/2018).
Program pendampingan UMKM yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia antara lain pemberian technical assistance berupa peningkatan kapasitas UMKM dalam pengelolaan usaha secara lebih profesional hingga ke aspek pemasarannya.
“Hal ini dilakukan mengingat pada umumnya UMKM di Indonesia cenderung lebih menguasai bidang budidaya atau produksi, akan tetapi masih lemah dalam aspek manajemen internal/administrasi, khususnya pencatatan keuangan usaha dan pemasaran. Untuk itu, sebagai wujud nyata dukungan Bank Indonesia terhadap peningkatan kapasitas UMKM, diadakan kegiatan pelatihan ini,” imbuh Bandoe.
Dikatakan Bandoe, melalui peningkatan kemampuan UMKM dalam pencatatan transaksi keuangan usaha maka UMKM diharapkan dapat mengetahui perkembangan skala usaha dan rincian biaya produksinya sehingga dapat digunakan sebagai dasar penentuan arah pengembangan usahanya. Kemampuan UMKM dalam pencatatan keuangan juga dapat membantu dalam proses penyaluran dukungan permodalan dari perbankan.
“Pihak perbankan pun dapat mengindentifikasi UMKM yang bankable dan potensial untuk pembiayaan. Dengan demikian information gap antara UMKM dan perbankan dapat diminimalkan. Hal ini penting untuk membantu pengembangan UMKM serta mendorong peningkatan potensi akses kredit ke perbankan dan mendukung target pencapaian realisasi kredit UMKM 20% tahun 2018. Melalui peningkatan wawasan pelaku UMKM dalam menyusun strategi pemasaran dan tips pemasaran, khususnya dalam memanfaatkan teknologi online, maka diharapkan jangkauan pasar menjadi borderless/tidak terbatas lokasi dan dapat mendukung target keuangan inklusif 75% tahun 2019,” tukas Bandoe. Triawati PP