SOLO– Menjadi seorang Wakil Rektor (WR) memiliki tanggung jawab besar untuk memajukan lembaga pada umumnya dan bidang pada khususnya. Namun bagi seorang Dr Sutoyo MPd, hal itu tidak menjadi suatu beban yang berlebihan. Baginya, menjadi seorang Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan di Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta adalah ladang pahala, serta kesempatan besar untuk memajukan lembaganya.
Pemilik kelahiran Sukoharjo, 1 Februari 1963 tersebut nyatanya menganggap bahwa bidang kemahasiswaan merupakan aspek penting untuk membentuk karakter seorang mahasiswa. Pasalnya, bidangnya yang menangani kegiatan mahasiswa menjadi penting karena dilakukan di luar perkuliahan.
“Dan disinilah peran kami di bidang Kemahasiswaan, bagaimana mahasiswa dapat lulus secara kemampuan akademiknya yang bagus dan non akademisnya yang cemerlang. Dan kemampuan non akademik ini bisa diperoleh lewat berbagai kegiatan mahasiswa. Di sinilah peran saya, mendukung penuh dan bahkan saya akan terjun langsung untuk mendukung mahasiswa,” ujarnya, Sabtu (25/8/2018).
Bagi Sutoyo, terjun langsung untuk mendukung paea mahasiswanya merupakan cara terbaik baginya untuk memajukan bidang kemahasiswaan. Hal itu dilakukan sesuai pengamatan yang dilakukan pria yang tinggal di Perum Josroyo Indah, Jaten, Karanganyar tersebut.
“Hasil pengamatan saya dan dari komunikask langsung dengan para mahasiswa, bahwa dengan kami mengikuti langsung setiap kegiatan mahasiswa mampu memberikan amunisi tersendiri bagi mereka. Baik dari sisi moral ataupun sisi lain,” tuturnya.
Untuk itupun, tidak segan Sutoyo melontarkan nadzar untuk mendukung kemajuan mahasiswanya. Seperti belum lama, tepatnya awal Agustus 2018, Sutoyo baru saja melaksanakan nadzarnya untuk berjalan kaki sekitar 15 kilometer yaitu dari Kampus Unisri Surakarta menuju Kabupaten Karanganyar yang ditempuhnya dalam waktu sekitar 3,5 jam.
Nadzar tersebut dijalankannya setelah salah satu proposal mahasiswanya yang diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) mampu lolos dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2018. Tidak hanya sekali ini, sebagai sebelumnya Sutoyo kuga pernah melakukan nadzar yang sama yaitu berjalan kaki dari Solo menuju Palur Karanganyar atas keberhasilan mahasiswanya dalam Pimnas 2017.
“Harapan saya dengan nadzar ini akan semakin memotivasi para mahasiswa. Bahwa saya selaku oranng tua mereka di kampus mempunyai harapan besar dan yang menentukan keberhasilan adalah mahasiswa itu sendiri. Saya hanya bisa memberikan dorongan dan dukungan. Saya lebih baik melakukan nadzar jalan daripada tidak jalan. Dan saya sangat concern terhadap hal itu,” imbuhnya.
Dan nyatanya, apa yang dilakukan Sutoyo tersebut direspon positif oleh mahasiswanya. Dengan bentuk dukungan tersebut, ternyata mampu menjalin komunikasi baik antara dirinya dan para mahasiswa.
“Ini bentuk kecintaan saya terhadap lembaga, meski saya mengetahui tidak semuanya mendukung apa yang saya lakukan. Bahkan teman satu lembagapun ada yang mencibirnya. Tapi itu malah memacu saya untuk lebih giat lagi memberikan dukungan demi kemajuan mahasiswa. Dan dukungan dari saya telah membentuk karakter empati mahasiswa karena ketika mereka tidak mampu lolos dalam kompetisi ataupun menang, mereka akan meminta maaf pada saya. Padahal itu tidak perlu dilakukan,” tukasnya. Triawati PP