SRAGEN- Ratusan peserta seleksi perangkat desa (Perdes) dari perwakilan 20 kecamatan menggelar aksi demo di Pemkab Sragen, Senin (13/8/2018). Mereka menuntut agar dilakukan penundaan pelantikan Perdes terpilih dan dilakukan ujian ulang karena proses seleksi dinilai sarat kejanggalan dan manipulasi hingga permainan uang.
Ratusan massa itu datang dari kalangan peserta yang gagal serta relawan pendukung bupati yang kecewa karena kerabat mereka tak lolos seleksi. Mereka kebanyakan dari desa yang menggandeng LPPM STIE AUB Solo sebagai pelaksana ujian.
“Hari ini, sahabat-sahabatku sedang menangis telah didzalimi oleh oknum-oknum karena kecurangan dalam proses penjaringan Perdes. Makanya tuntutan kami kepada Bu Bupati dan Wakil Bupati,supaya ujian penjaringan Perdes diulang,” papar Nanda, saat berorasi.
Ia mengatakan bahwa berita kisruh penjaringan Perdes sudah menjadi berita nasional. Menurutnya, Jakarta sudah melihat kondisi di Sragen yang saat ini geger oleh proses penjaringan Perdes yang dinilai diwarnai kecurangan.
Ia menguraikan beberapa kejanggalan dan kecurangan yang ditemukan dan dirasakan peserta. Mulai dari kabar pengondisian calon-calon yang akan jadi, komputer ujian yang mendadak hang, hingga kabar praktik uang yang mengiringinya.
Sementara, koordinator aksi, Aziz Kristanto menyampaikan aksi digelar untuk mendesak bupati agar menunda pelantikan Perdes terpilih dan melakukan ujian ulang. Desakan itu disuarakan lantaran peserta menemukan banyak indikasi kuat dan bukti-bukti adanya pengaturan nilai, hingga permainan uang dalam seleksi Perdes.
“Tuntutan kami pelantikan ditunda, ujian diulang. Kami sudah menemukan bukti soal oengaturan nilai. Dugaan money politik itu sudah jelas. Kami yang LPPM AUB kemarin juga datang meminta print out hasil nilai kami LPPM tapi ditolak. Sedangkan yang di UMS mau membuka dan sebagian besar memang ada perbedaan nilai. Kenapa AUB enggak mau, ini ada apa,” tegasnya.
Aksi demo sedikit mereda setelah 10 perwakilan pendemo diterima beraudiensi dengan bupati di ruang bupati. Audiensi dikawal Kapolres Sragen, AKBP Arif Budiman dan jajaran dinas terkait.
Sementara ratusan massa tertahan menunggu di depan pintu gerbang Pemkab. Audiensi di ruang bupati berjalan hampir dua jam dan masih terjadi adu argumen. Wardoyo