SRAGEN- Nasib tragis menimpa Warmin (35) warga Dukuh Kacangan RT 027, Desa Pagak, Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Pemuda yang sehari-hari berprofesi sebagai penjual kapur barus keliling dan tambal panci itu ditemukan bersimbah darah penuh luka sayatan benda tajam di kepalanya.
Pemuda yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi orangtuanya, Mbah Sukiyem (65) itu akhirnya meregang nyawa setelah sempat dua hari dirawat di rumah sakit. Warmin tak bisa bertahan dan mengembuskan nafas terakhirnya dan dimakamkan, Kamis (30/8/2018).
Ditemui di rumah kecil sederhana di Desa Pagak, Kadus Kacangan, Sukardi menuturkan Warmin ditemukan oleh warga dengan kondisi tubuh bersimbah darah di WC umum Pasar Colomadu, Kartasura, Karanganyar Senin (27/8/2018) pagi.
Saat ditemukan kondisinya luka parah penuh bacokan di bagian kepala. Setelah ditemukan, warga membawanya ke rumah sakit setempat.
“Sempat dirawat sebelum kemudian meninggal Rabu (29/8/2018) pukul 10.00 WIB. Dan dimakamkan tadi,” paparnya.
Sukardi menguraikan kepergian Warmin dengan cara tragis itu sangat mengejutkan. Sebab sehari–hari di pasar kecil di daerah Colomadu itu korban hanya bekerja sebagai penjual kapur barus, tambal panci dan sebagainya.
“Kebetulan pada saat kejadian itu Warmin mengantikan pekerjaan sebagai penjaga toilet. Karena yang punya wc umum itu sedang pulang kampung ke Tasikmalaya. Siapa pelakunya juga belum diketahui, ” urai Sukardi.
Menurut informasi yang diterimanya, penemuan Warmin bermula saat penjual jadah pergi ke kamar mandi setelah ke kamar mandi. Melihat kondisi warmin luka penuh darah, kemudian orang itu melapor ke Satpam Pasar.
“Lalu dilaporkan ke Polsek Colomadu,” terangnya.
Warmin selama ini tinggal di kamar kecil di samping kamar mandi WC umum Pasar Colomadu. Sukardi juga menyampaikan bahwa sebelum penganiyaan berujung maut tersebut, korban disebut sempat berselisih dengan salah satu pengamen liar di sekitar pasar.
Sementara, Suwarno (33) adik korban masih tampak terpukul. Ia terlihat kehilangan lantaran kakak kandungnya itu selama ini menjadi tulang pungung keluarga.
Air matanya langsung menetes saat mengisahkan perjuangan kakaknya mencari rezeki untuk menghidupi keluarga.
“Di Colomadu sudah 3 tahun. Mas Warmin itu orangnya baik mas, suka menolong orang lain. Kalo pulang ke rumah itu satu bulan sekali. Kalau pulang di rumah juga nggak lama. Harapan kami pelakunya bisa diusut dan diproses hukum,” tandasnya. Wardoyo