Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Pembangunan Jalan Kampung Sepat Masaran Memanas. Dijanjikan Rabat Beton Ternyata Hanya Diurug Padas, Warga Protes Panitia 

Kondisi proyek perbaikan jalan kampung Desa Sepat Masaran yang memicu protes karena mendadak berubah dari janji dan rencana awal. Foto/Wardoyo

 

SRAGEN-  Perbaikan jalan kampung antara Dukuh Wonorejo-Sepat di Desa Sepat, Masaran, menuai polemik. Warga dan sejumlah tokoh masyarakat memprotes realisasi pengerjaan yang dianggap tak sesuai rencana awal.

Aksi protes terungkap ketika sejumlah tokoh mengungkapkan indikasi ketidakberesan pengerjaan proyek dari dana desa (DD) tersebut. Kemarahan warga dipicu karena jalan yang semula sudah dijanjikan dibangun rabat beton, mendadak hanya diurug padas dan grasak saja.

“Dari kemarin material turun, banyak warga yang protes. Kenapa kok tidak sesuai dengan rencana awal. Karena dulu pas dirapatkan dengan RT dan tokoh serta warga, jalan belakang balai desa ini akan dirabat beton. Tapi kenyataannya hanya diurug pakai batu saja,” ujar Tri Setiawan, salah satu tokoh Desa Sepat kepada wartawan Kamis (27/9/2018).

Saat mencoba dikonfirmasi ke panitia dan TPK yang mengelola pengerjaan, perbaikan jalan batal dibeton karena ada perubahan RAB dan anggaran. Menurutnya, warga marah dan kecewa karena merasa tak pernah ditembusi maupun disosialisasi soal perubahan RAB yang berujung perubahan konstruksi perbaikan jalan.

“Pada sosialisasi awal, anggarannya Rp 25 juta, tahu-tahu belakangan dirubah jadi tinggal Rp 20 juta masih dipotong pajak.  Yang lebih menyakitkan, kenapa yang mengerjakan nggak masyarakat setempat tapi malah dari dukuh lain. Ini yang menyulut emosi warga,” terangnya.

Tokoh lainnya, Sukamto juga menyesalkan pelaksanaan proyek yang tak sesuai rencana dan RAB awal. Menurutnya warga tetap menuntut pengerjaan dikembalikan sesuai rencana awal.

Dikonfirmasi soal hal itu, salah satu Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Sepat, Iwan Darsono membenarkan adanya pengerjaan jalan Wonorejo-Sepat itu.

Ia menyampaikan bahwa perbaikan memang berubah dari rencana awal karena ada perubahan RAB.

“Perubahan RAB dari rabat beton ke urug, itu sebenarnya sudah kami sampaikan ke tim 11 dan minta disampaikan ke anggota yang lain. Akan tetapi mungkin tidak disampaikan ke yang lain. Ini mungkin hanya miss komunikasi,” katanya. Wardoyo

 

Exit mobile version