WONOGIRI-Pembangunan jaringan irigasi Desa Temon, Kecamatan Baturetno dinilai terlalu lambat. Pihak kontraktor atau rekanan diminta menambah tenaga kerja hingga tiga kali lipat.
Ketua Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Wonogiri, Amir Akbar mengungkapkan hal itu, Jumat (21/9/2018). Salah satu pekerjaan yang dilakukan pengawalan yakni proyek pembangunan jaringan irigasi di Desa Temon, Kecamatan Baturetno. Awalnya TP4D Wonogiri mendapatkan informasi, pembangunan jaringan irigasi itu berjalan lambat.
Setelah tim mengecek ke lokasi, informasi itu benar adanya. Progres pembangunannya sangat buruk, dan lambat.
“Kami khawatir pembangunan tidak akan selesai. Nanti yang rugi tentu saja masyarakat,” kata dia.
Nilai kontrak proyek pembangunan jaringan irigasi Temon, dia sebutkan sekitar Rp 481 juta dengan panjang sekitar 400 meter. Proyek dikerjakan sejak Juli 2018 lalu, namun hingga saat ini baru selesai tidak lebih dari 100 meter.
Tim, ujar dia, lantas memanggil rekanan untuk mengorek kesulitannya pekerjaan. Pasqlnha, proyek serupa di tempat lain bisa berjalan baik bahkan sudah selesai. Padahal anggarannya sama, dan lokasinya lebih sulit.
“Kalau yang di Temon, lokasinya mudah, tapi justru progresnya buruk. Padahal, sebentar lagi musim hujan,” ujar dia.
Menurut dia, kendala yang dihadapi rekanan adalah tenaga kerja yang terpengaruh kultur. Tenaga kerja ada 15 orang. Namun ketika ada tetangga yang punya hajat, mereka izin tidak masuk kerja. Demikian pula ketika ada tetangga yang tengah panen.
“Harus profesional. Kami minta menambah tenaga kerja. Tidak mengambil tenaga dari Wonogiri juga tidak masalah,” tegas dia.
Meski mendesak segera menyelesaikan proyeknya, dia mewanti-wanti rekanan untuk menjaga kualitas pengerjaan. Aris Arianto