JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Terkait Debat Pilpres, Tim Jokowi: Jika Diadakan Lomba Baca Quran Gimana?

pilpres
Ilustrasi
   

JAKARTA – Tim sukses Joko Widodo (Jokowi) menilai usulan kubu Prabowo Subianto soal debat pemilihan presiden (Pilpres) 2019 menggunakan bahasa Inggris, adalah usulan yang genit.

“Jangan genit-genit lah. Nanti kalau genit, ada juga yang genit, misalnya usulan diadakan lomba tes baca Al-quran, lomba salat yang benar, gitu lho,” ujar Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi – Ma’ruf, Arsul Sani di Posko Cemara, Jakarta pada Jumat, (14/9/2018).

Secara aturan, ujar Arsul, penggunaan bahasa juga telah diatur jelas dalam UU Nomor 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan. Dalam pasal 32 UU tersebut dijelaskan, bahasa Indonesia wajib digunakan dalam forum yang bersifat nasional atau forum yang bersifat internasional di Indonesia. “Debat capres ini kan forum resmi,” ujar dia.

Baca Juga :  Jokowi Disebut Cawe-cawe Soal Kabinet Prabowo, Habiburokhman: Saya Saja Boleh Usulkan Nama?

Sebelumnya Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengungkapkan usulannya agar debat pilpres menggunakan bahasa Inggris.

Menurut Arsul, jika yang dimaksud kubu penantang-nya tersebut adalah untuk menunjukkan kemampuan pasangan capres-cawapres bergaul dan berbicara di dunia internasional, maka usulan tersebut tidak relevan.

“Kewibawaan kepala negara itu tidak ditentukan oleh bahasanya. Dulu, Pak Soeharto selama puluhan tahun menerima tamu dengan bahasa Indonesia. Beliau juga berbicara di forum internasional dengan bahasa Indonesia,” ujar dia.

Baca Juga :  Gugatan PHPU Pilpres 2024, Mahfud MD Optimis Hakim MK Jatuhkan Putusan Monumental, Asal Berani

Lagipula, ujar dia, banyak kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara lain yang juga memakai bahasa resmi negara-nya di forum-forum internasional. “Lihat Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan dan Presiden Tiongkok Xi Jinping,” ujar dia.

Menurut Arsul, debat Pilpres lebih baik diisi dengan adu gagasan. “Kalau selama ini yang diperdebatkan adalah utang, kita juga ingin mendengarkan alternatif pembangunan atau biaya pembangunan tanpa ngutang. Hal-hal seperti ini kan mencerahkan,” ujar dia.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com