SURABAYA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terpilih sebagai Presiden UCLG Asia Pacific periode 2019-2020. Risma menjadi calon tunggal dan terpilih setelah 1.200 peserta 7th UCLG Aspac Congress dari 40 negara tersebut melakukan musyawarah mufakat. Mereke sepakat menjadikan wali kota perempuan pertama Surabaya itu sebagai Presiden UCLG Aspac.
Risma terpilih menggantikan Won Hee-Ryong, Presiden UCLG sebelumnya yang berasal dari Korea Selatan. Usai dinyatakan terpilih, Risma mencurahkan perasaannya mendapatkan amanah menjadi orang nomor satu dalam organisasi UCLG Aspac.
“Aku juga nggak minta, aku juga nggak kampanye. Ya, mereka menyetujui, saya juga nggak tahu. Tapi ya ini amanah berat, dan saya juga ingin membantu mereka,” kata Risma, Jumat (14/9), usai pemilihan.
Risma mengaku sudah lama bergabung dalam UCLG Aspac. Ia sudah sering berkunjung ke banyak daerah, ke Quito, Pakistan, Columbia. Dan ia banyak mengamati kondisi daerah di luar Surabaya. “Dan memang, yang saya inginkan, di sisia jabatan saya sebagai wali kota, saya ingin berbagi untuk daerah lain,” kata Risma.
Ia mengatakan, wilayah Asia Pasific rentan terkena dampak global warming. Oleh sebab itu ia ingin membantu dan berbagi ilmu agar wilayah Asia Pasific bisa membangun daerahnya.
Selain itu juga permasalahan-permasalahan di perkotaan. Apa yang sudah dilakukan di Surabaya ingin dibagi ke kepala daerah lain di Asia Pasific.
“Itu yang juga ingin saya bantukan bagimana Surabaya merawat anak-anak kita. Ada beberapa masalah, seperti sex addict gadget, trafficking. Saya punya pengalamanan itu dan itu yang kami untuk bantu,” tegasnya.
Dalam menjalankan amnah ini nantinya, ia mengaku akan mengambil sejumlah tema prioritas penanganan masalah. Yaitu masalah anak muda, pengentasan kemiskinan, dan good governance.
“Yang pertama, modalnya harus sehat, dan nanti untuk pertama kali saya akan diajak Bu Bernadia ke Korea Utara,” katanya.
Sementara itu, Sekjen UCLG Aspac Benardia Irawati Tjandradewi mengatakan, alasan Risma terpilih sebagai presiden tak lain adalah karena kiprah Risma yang sudah dikenal dan mendunia.
Bagaimana Risma sudah mengubah wajah Surabaya yang dulunya kotor dan panas menjadi bersih dan hijau. Bahkan banyak penghargaan yang diterima Risma dan merupakan pengakuan dari negara-negara dan juga dunia atas inovasi dan prestasi yang sudah dilakukan di Surabaya.
“Surabaya bukan daerah yang memiliki banyak uang tapi banyak melakukan inovasi. Saya selalu gembar-gemborkan bahwa untuk berinovasi itu nggak harus menunggu mempunyai banyak uang. Justru dengan dana terbatas bisa menjadi tantangan untuk membuat inovasi demi kemajuan kota,” kata Bernadia.
Ia menegaskan, pemilihan Risma sebagai Presiden UCLG Aspac tidak melalui voting melainkan melalui proses harmoni musyawarah mufakat sebagaimana kebiasaan di Indonesia.
“Memang tidak ada tradisi voting di tingkat Asia Pasifik. Biasanya kalau voting itu di tingkat dunia. Karena memang kinerja Bu Risma banyak yang tahu bagaimana memperbaiki Surabaya, makanya ada titik temu untuk menjadikannya sebagai presiden,” pungkasnya.