JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Internasional

AS Berdayakan Serangga untuk Keamanan Pangannya, Tapi Dikhatirkan Jadi Senjata Biologis

   
ilustrasi

WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) tengah mengembangkan penelitian untuk meningkatkan keamanan tanaman pangan di negerinya. Penelitian tersebut menggunakan subjek serangga dan dinamainya dengan Sekutu Serangga.

Namun proyek tersebut akhirnya kontroversial dan mengundang berdebatan. Banyak ilmuwan yang khawatir bahwa pasukan serangga itu bisa menjadi senjata biologis yang tak terkendali, sebagaimana dilaporkan Live Science, akhir pekan lalu.

Didanai oleh Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan (DARPA), proyek ini melibatkan penggunaan teknik pengeditan gen seperti CRISPR untuk menginfeksi serangga dengan virus yang dimodifikasi yang dapat membantu membuat hasil tanaman Amerika lebih tangguh.

Jika ladang jagung dilanda kekeringan yang tidak terduga atau tiba-tiba terkena patogen, misalnya, Sekutu Serangga akan menyebarkan pasukan kutu daun yang membawa virus rekayasa genetika untuk memperlambat laju pertumbuhan tanaman jagung.

Menurut situs DARPA, “terapi bertarget” ini dapat berlaku dalam satu musim tanam, dan berpotensi melindungi sistem tanaman Amerika dari ancaman keamanan pangan seperti penyakit, banjir, es dan bahkan “ancaman yang diperkenalkan oleh negara atau aktor non-negara.”

Namun, anggota komunitas ilmiah skeptis. Dalam sebuah surat yang diterbitkan 5 Oktober di jurnal Science, sebuah tim yang beranggotakan lima ilmuwan menyuarakan kekhawatiran bahwa proyek itu dapat dengan mudah dieksploitasi sebagai senjata biologis – atau setidaknya dianggap seperti itu oleh komunitas internasional.

“Menurut pendapat kami pembenarannya tidak cukup jelas. Misalnya, mengapa mereka menggunakan serangga? Mereka bisa menggunakan sistem penyemprotan,” Silja Voeneky, salah satu penulis surat dan profesor hukum internasional di Universitas Freiburg, Jerman, mengatakan kepada The Washington Post.

“Menggunakan serangga sebagai vektor untuk menyebarkan penyakit adalah senjata biologis klasik.”

Blake Bextine, manajer program untuk Sekutu Serangga, tidak terlalu khawatir. “Setiap kali Anda mengembangkan teknologi baru dan revolusioner, ada potensi untuk kemampuan (baik ofensif dan defensif),” kata Bextine kepada The Washington Post.

“Tapi bukan itu yang kami lakukan. Kami memberikan sifat positif pada tanaman… Kami ingin memastikan kami menjamin keamanan pangan, karena keamanan pangan adalah keamanan nasional di mata kami.”

Sekutu Serangga masih dalam tahap awal pengembangan, dan setidaknya empat perguruan tinggi AS (Institut Boyce Thompson, Penn State University, Ohio State University dan University of Texas di Austin) telah menerima dana untuk melakukan penelitian tersebut.

The Washington Post menyebut program tersebut saat ini merencanakan tiga jenis serangga pengganggu sebagai pasukan, yaitu kutu daun, wereng dan lalat putih. Di alam, serangga ini secara rutin menyebarkan virus di antara tumbuhan.

www.tempo.co

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com