SRAGEN- Mangkraknya megaproyek Jembatan Karanganyar yang menghubungkan Dukuh Randualas Karanganyar – Dukuh Bero, Bedoro Sambungmacan senilai Rp 3,5 miliar menjadi mimpi buruk bagi warga di dua desa itu. Tak hanya dirugikan karena tak bisa menikmati akses jembatan, akibat pekerjaan jembatan yang belum ada separuh itu kini juga membuat warga was-was akan ancaman banjir mendekati musim penghujan.
Salah satu tokoh Dukuh Randualas, Karanganyar, Suroto mengatakan
Menurutnya mandegnya proyek jelas sangat merugikan masyarakat. Sebab hak warga yang harusnya sudah bisa menikmati jembatan yang dijadwalkan selesai November ini, jadi muspra.
Dampak lebih besar dan ditakutkan warga adalah kondisi proyek yang mangkrak padahal kedua sisi sungai sudah dibabat, sangat rentan memicu banjir besar jika hujan tiba.
“Apalagi sebentar lagi sudah musim penghujan. Kalau kondisi proyek seperti ini dan mangkrak nanti malah akan jadi petaka. Air sungai akan meluap dan memicu banjir besar di sini dan desa seberang,” terangnya.
Mewakili warga, Suroto juga mengecam kinerja pengawas dari dinas yang ditugaskan. Menurutnya jika benar-benar mengawasi, maka kinerja rekanan juga tidak akan seenaknya molor sampai akhirnya kabur tanpa tanggungjawab.
Kades Karanganyar, Giyono juga mengaku sudah mendengar jika proyek jembatan vital di desanya itu terhenti. Namun hingga kemarin belum ada pemberitahuan resmi dari pihak DPU ke desa soal nasib kelanjutan proyek.
“Kemarin saya dengarnya malah dari yang ngesub. Katanya proyek sudah diputus. Kami masih menunggu untuk koordinasi dengan DPU PR yang jelas warga pinginnya tetap diselesaikan. Karena itu sudah nunggu bertahun-tahun,” ujarnya.
Senada, Kades Prihartono juga berharap proyek jembatan itu tetap diselesaikan. Karena jembatan itu sudah sangat dinantikan warga. Wardoyo