JAKARTA – Bagi sebagian orang, khususnya kaum wanita bentuk tubuh yang langsung tentu menjadi idaman. Untuk mencapai bentuk tubuh yang ideal tersebut, tak jarang orang kemudian mengonsumsi berbagai jenis obat.
Namun, siapa sangka jika obat pelangsing ternyata bisa juga menjadi salah satu penyebab munculnya penyakit hipertensi paru.
Berbeda dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi pada umumnya, hipertensi paru atau pulmonary hypertension lebih spesifik mengenai pembuluh darah arteri di paru-paru yang menghubungkannya ke jantung.
Tekanan darah yang tinggi pada paru-paru terjadi karena saluran arteri pulmonalis menyempit, tersumbat, atau menebal. Hal ini menyebabkan aliran darah dari sisi kanan jantung yang menuju ke paru-paru untuk mengambil oksigen dan disebarkan ke semua organ menjadi terganggu.
Akibatnya, darah akan sulit mengalir ke paru-paru dan tekanan pada arteri paru juga meningkat sehingga bilik kanan jantung harus bekerja ekstra keras untuk memompa darah menuju paru-paru.
Ahli hipertensi paru dari RS Sardjito Yogyakarta Lucia Kris Dinarti mengatakan obat pelangsing memiliki zat yang dinamakan serotonin.
Zat ini, sambungnya, jika dikonsumsi secara terus menerus akan menyebabkan pembuluh darah di paru-paru menyempit. Gejala awalnya, penderita akan merasa sesak nafas. Namun, kondisi ini sering dikesampingkan karena hanya dianggap sebagai penyakit sesak biasa.
Siapa sangka jika keluhan sesak napas tersebut merupakan tanda-tanda awal gejala penyakit hipertensi paru.
“Zat serotonin yang biasanya ada pada obat pelangsing berbahaya karena efek sampingnya bisa merusak organ pembuluh darah di paru-paru, sebagai salah satu penyebab hipertensi paru,” ujarnya.
Selain obat pelangsing, hipertensi paru juga bisa disebabkan oleh berbagai hal mulai dari HIV/AIDS, pembekuan darah, penyakit autoimun seperti lupus, penyakit paru obstruktif kronis, dan yang menjadi penyebab utama adalah penyakit jantung bawaan.
Menurut dokter spesialis jantung ini, terdapat tiga kelainan pada penyakit jantung bawaan, pertama adanya lubang di sekat jantung. Lubang ini memang sudah ada sejak bayi masih dalam kandungan, tetapi sirkulasi tersebut akan tertutup saat lahir.
“Kalau dia tidak menutup maka akan menimbulkan persoalan karena adanya lubang maka darah yang ada di jantung kiri akan mengalir ke jantung kanan sehingga akan menambah aliran darah ke jantung kanan,” katanya.
Kedua, adanya lubang di sekat antar bilik, ini juga akan menimbulkan persoalan yang sama yaitu adanya penambahan alirah darah di jantung kanan sehingga membuat jantung kanan membengkak.
Kelainan ketiga yaitu adanya lubang di luar jantung, juga menyebabkan aliran darah dari jantung kiri ke kanan yang akan memberi beban pada pembuluh darah di paru sehingga bisa menyebabkan hipertensi paru. Oleh karena itulah, sambungnya, perlu adanya deteksi awal hipertensi paru karena gejalanya sulit terlihat dari luar.
“Biasanya penderita akan merasa sesak napas yang tidak diketahui penyebabnya, secara berulang dan menyebabkannya lebih mudah merasa lelah, lemas hingga pingsan. Bisa juga terasa begah pada perut sebelah kanan.”