SRAGEN- Ada pemandangan mengejutkan di Lapas Sragen, Sabtu (27/10/2018). Tak seperti biasanya, pagi itu puluhan napi penghuni hotel prodeo Kelas II A Sragen itu berpenampilan lain.
Puluhan napi itu tetap mengenakan baju khas tahanan namun semua mengenakan sarung dan di kepala sebagian mereka tersematkan peci atau kopiah.
Satu aba-aba, kemudian mereka berkumpul di masjid At-Tabiin yang ada di sebelah barat kompleks Lapas.
Di dalam masjid, mereka dikejutkan dengan sesosok jenasah berkafan yang membujur di bagian depan masjid.
Para napi itu kemudian dibimbing untuk menyalatkan bersama-sama. Namanya napi, barangkali tak semua hafal bacaan atau tahu tatacara salat jenasah.
Setelah diberi pembekalan tata cara dan doanya, sekitar 70 napi itu kemudian membentum barisan saf dan menyalatkan jenasah secara berjamaah.
Namun selesai salat, rupanya si jenasah mendadak bangkit kembali. Hal itu sempat membuat puluhan napi sedikit terenyak.
Mereka baru tersadar ketika jenasah yang mereka salatkan ternyata hanya figur yang sengaja dipasang untuk praktik salat jenasah yang menjadi kegiatan Lapas pagi itu. Pembekalan pagi itu dibimbing oleh Supardi.
Kalapas Sragen, Yosef Benyamin Yembise mengungkapkan pagi itu pihaknya memang memberikan pelatihan bagaimana tata cara pengurusan jenasah bagi para napi.
Menurutnya, pelatihan tata cara pengurusan jenazah merupakan salah satu program pembinaan dari Lapas Sragen yang bertujuan untuk membekali warga binaan agar kelak dapat diterapkan di masyarakat.
“Kita ingin memberikan bekal kepada warga binaan salah satunya mengenai tata cara mengurus jenazah sesuai dengan ajaran Islam. Mulai dari menyiapkan peralatan, memandikan, hingga mengkafani, menyolatkan jenazah serta menguburkan jenazah. Sehingga ketika mereka keluar nanti bisa bersosialisasi dan ikut serta dalam kegiatan di masyarakat, salah satunya merawat maupun menyalatkan jenasah, ” ujar Kalapas Sabtu (27/10/2018).
Yosef menambahkan kegiatan pelatihan itu hanyalah satu sekian program pembekalan dan pelatihan yang selama ini sudah rutin digelar untuk warga binaan di Lapas Sragen. Selain itu, pihaknya juga terus menggencarkan kegiatan bakti sosial dengan menerjunkan napi membantu membersihkan masjid raya, alun-alun dan beberapa tempat publik di Bumi Sukowati lainnya. Wardoyo