JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Jusuf Kalla Sebut Soal Data Beras Kesalahan Banyak Pihak

   
Ilustrasi padi. Pixabay

JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla tak akan memberi sanksi Menteri Pertanian Amran Sulaiman terkait kesalahan data soal beras. Menurut Kalla kekeliruan itu kesalahan banyak pihak.

“Data itu kesalahan bersama, bukan kesalahan Menteri Pertanian saja. Kesalahan BPS juga, kesalahan Kementerian Agraria juga, kesalahan Kementan juga, kesalahan bupati juga, kesalahan bersama ini,” kata JK di kantornya, Jakarta, Selasa, 23/10/ 2018.

JK mengaku turut bertanggung jawab atas data beras yang tak akurat. “Saya termasuk salah juga sebagai Wakil Presiden yang lalu tidak segera mengevaluasi,” katanya.

Dia mengatakan, data tentang beras keliru sejak 20 tahun lalu. Setiap tahunnya, kondisi di lapangan dengan data yang diproduksi pemerintah semakin jomplang. Padahal banyak ahli pertanian yang sudah menyuarakan kekeliruan data tersebut.

Baca Juga :  Yakin Mafia Pemilu Tak Bisa Beli MK, Tim AMIN Optimistis Gugatan Pilpres 2024 Bakal Dikabulkan

Untuk menebusnya, pemerintah berupaya memperbaiki penghitungan data tentang beras sejak tiga tahun lalu. Pemerintah menyempurnakan penghitungan dengan menggunakan metode kerangka sampel area (KSA). Metode ini hasil kerjasama Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian ATR, Badan Informasi Geospasial (BIG), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Kementerian ATR berperan melakukan perhitungan luas lahan baku sawah nasional, dibantu oleh BIG dan LAPAN. BPS dan BPPT kemudian menghitung luas panen. Setelahnya BPS menghitung produktivitas per hektar dan konversi gabah kering menjadi beras

Menurut JK, penghitungan ini dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit. “Setelahnya dicek lagi ke lapangan,” kata dia.

Baca Juga :  Susul Megawati dan BEM 4 Perguruan Tinggi, Rizieq Shihab dan Din Syamsuddin Cs Ajukan Amicus Curiae ke MK

Melalui metode tersebut, JK mengklaim pemerintah kini memiliki data yang lebih akurat. Kementerian ATR telah menetapkan luas lahan baku sawah nasional pada 2018 seluas 7,1 juta hektare.

Sampai dengan bulan September 2018, luas lahan panen adalah sebesar 9,5 juta hektare. Dengan memperhitungkan potensi sampai Desember 2018, maka luas panen tahun 2018 diperkirakan mencapai 10,9 juta hektare.

Produksi gabah kering giling atau GKG tercatat mencapai 49,65 juta ton sampai September 2018. Total produksi GKG 2018 diprediksi sebesar 56,54 juta ton atau setara dengan 32,42 juta ton beras hingga akhir tahun.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com