Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Ketua  Kwarnas Pramuka, Buwas: Video Teriak 2019 Ganti Presiden Bukan Anggota Pramuka

Dirut Bulog Budi Waseso memaparkan visi-misinya sebagai calon ketua Kwarnas dalam Munas Pramuka di Kendari, 28 September 2018 [Dok: Humas Kwarnas]
JAKARTA – Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Budi Waseso (Buwas) memastikan bahwa video viral yang menampilkan sekelompok anggota Pramuka meneriakkan ‘2019 Ganti Presiden’ bukan anggota Pramuka. Kata Buwas, tim internal Pramuka sudah meneliti video tersebut dan menemukan ada beberapa kejanggalan.

“Kami temukan bahwa dalam kegiatan itu tidak ada orang dewasa yang berseragam Pramuka,” kata Buwas saat konferensi pers di Kantor Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, Selasa (6/10/2018).

Buwas menegaskan dalam setiap kegiatan Pramuka yang melibatkan kelompok anak-anak, baik golongan Siaga atau Penggalang selalu selalu ada tim Pembina. Dengan tidak terlihatnya anggota Pembina dalam video itu, Buwas memastikan video tersebut tidak dibuat saat kegiatan Pramuka.

Alasan kedua, kata Buwas, kelompok berseragam Pramuka dalam video itu tidak memilik badge-badge kemahiran umum atau khusus. Selain itu, kata dia, tidak terlihat adanya badge Kwarda/Kwarcab, nomor Gugus Depan (Gudep), tidak memakai tutup kepala, dan tidak adanya logo boy scout Pramuka. “Maka kalau kita lihat dari keseluruhannya, mereka memang bukan Pramuka, hanya seragam yang digunakan mirip seragam pramuka,” ujarnya.

Sebelumnya beredar video berdurasi 20 detik yang memperlihatkan sejumlah siswa berseragam Pramuka diajak menyerukan yel-yel 2019 ganti presiden. Di awal video, seorang lelaki dalam video tersebut mengangkat satu tangan kanannya dan menyerukan takbir dan diikuti oleh para siswa. Setelah itu, lelaki itu berseru ‘2019’ yang disambut para siswa dengan teriakan ‘ganti presiden’ dengan mengangkat tangan kanan mereka. Tidak cukup sekali, lelaki itu pun mengulanginya dengan menyebutkan 2019 dan dijawab oleh para siswa ‘ganti presiden’.

Buwas berujar gerakan Pramuka tidak pernah berpolitik, bukan sebuah kekuatan politik dan bukan sebuah partai politik. Pramuka, kata Buwas, telah berkomitmen untuk melakukan kegiatannya demi kepentingan bangsa dan negara, bukan kepentingan kelompok, individu, maupun politik praktis. “Jangan sampai nanti Pramuka dicederai seolah-olah itu kegiatannya Pramuka,” ujarnya.

Exit mobile version