Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Marak, Selebaran Sragen Melawan dan Perombakan Total PSSI. Hastag  #EdyOut Muncul di Mana-mana 

Spanduk desakan perombakan totak di tubuh PSSI muncul di perempatan Pilangsari, Ngrampal. Foto/Wardoyo

SRAGEN- Masyarakat Sragen dihebohkan dengan munculnya tulisan dan selebaran bernuansa desakan perombakan pimpinan PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Mayoritas bertuliskan menyuarakan desakan perombakan dan pengunduran diri Ketum PSSI yang saat ini dijabat Edy Rahmayadi.

Desakan itu muncul dalam berbagai bentuk. Ada spanduk, tulisan coretan di tembok fasilitas publik hingga selebaran yang ditempel di lokasi terbuka.

Pantauan di lapangan, spanduk desakan perombakan muncul di perempatan Pilangsari, Ngrampal. Spanduk putih itu bertuliskan “Hancurkan Mafia, PSSI Rombak Total!”.

Hastag #EdyOut muncuk di baliho Beloran, Sragen. Foto/Wardoyo

Ada pula selebaran yang ditempel di beberapa dinding fasilitas umum. Seperti di Beloran dan Sine. Selebaran fotokopian itu bertuliskan “Revolusi PSSI, Edyout, Sragen Melawan”.

Tak hanya itu, tulisan hastqg #EdyOut juga menghiasi dinding-dinding tembok di beberapa titik di Sragen Kota.

Bahkan di tembok ruko pun tak luput kena tulisan hastag tersebut. Ada juga tulisan “PSSI Miris” yang muncul di tembok Kantor Rupbasan Sragen yang bersebelahan dengan Kantor Pemkab.

Selebaran bertuliskan Sragen Melawan dan #EdyOut di papan TP4D Beloran. Foto/Wardoyo

Sejumlah warga Sragen mengakui tak tahu siapa yang memasang spanduk maupun menulis kalimat bernada desakan perombakan pucuk pimpinan di PSSI tersebut.

“Saya lewat tiga hari lalu sudah ada tulisan #EdyOut itu. Enggak tahu siapa yang nulis dan kapan nulisnya. Yang jelas sudah ada begitu,” ujar Wanto (48) warga Sragen Kota, Sabtu (13/10/2018).

Senada, Widodo, warga lain juga mengaku kaget saat melintasi jalur kota dan melihat banyak tulisan #EdyOut. Ia menduga hal itu muncul untuk menyuarakan adanya pembenahan di tubuh PSSI menyusul rentetan insiden pembunuhan suporter dan kekerasan antar suporter yang belakangan menodai persepakbolaan negeri ini.

“Ya sah-sah saja sih. Tapi ada baiknya mungkin nggak dicoret-coret ke tembok apalagi di jalur kota. Sampaikan aspirasi dengan baik lewat jalurnya, mungkin akan lebih elegan. Saya juga suka sepakbola dan miris juga tiap kali dengar ada insiden bentrok atau korban. Setuju saja, mungkin harus ada pembenahan di sepakbola negeri ini,” tukasnya. Wardoyo

 

Exit mobile version