SOLO – Suasana pagi hari di sekolah cukup tenang. Waktu itu para siswa sedang mengikuti pembelajaran di kelas masing-masing. Tiba-tiba terdengar suara sirine yang datang dari segala penjuru. Dalam waktu bersamaan, ada beberapa orang berteriak-teriak histeris.
“Ada gempa, ada gempa!”
Para siswapun panik. Ada yang lari keluar kelas, ada yang berlindung di bawah meja, turun tangga mengikuti jalur evakuasi yang tertempel di setiap sudut sekolah dan ada beberapa yang tertimpa meja, kursi maupun lemari.
Setelah gempa usia, semua siswa bisa dievakuasi dengan selamat di tempat yang aman. Tim Palang Merah Remaja (PMR) langsung turun kelapangan memberi pertolongan pertama kepada siswa yang luka ringan. Guru-guru mendata keadaan dan kondisi siswa pasca kejadian itu serta memastikan siswa tetap di tempat aman yang telah ditentukan.
Begitulah suasana Simulasi tanggap bencana gempa bumi yang diselenggarakan atas kerjasama SMP Islam Al Abidin dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta.
Kegiatan simulasi yang berlangsung Selasa (16/10/3018) itu, sebagamana rilis yang dikirimkan Kepala SMP Islam Al Abidin kepada Joglosemarnews, diikuti oleh lebih dari 800 peserta.
Mereka terdiri dari siswa, guru dan karyawan. Sebelumnya, warga sekolah sudah diberi wawasan tentang kebencanaan, arahan tentang tanggap bencana dan instruksi simulasi oleh Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kota Surakarta, Bp. Ign. Dono Tumpo.
Sekolah berinisiatif menyelanggarakan kegiatan ini untuk membekali seluruh siswa dan guru tentang kebencanaan, khusunya gempa bumi, dan mengingat di sekitar kita banyak daerah yang ditetapkan sebagai daerah rawan gempa.
Selain itu, siswa juga dibekali dengan bagaimana sikap mereka ketika terjadi bencana, kepekaan terhadap lingkungan sekitar dan senantiasa waspada terhadap bencana yang bisa saja terjadi di sekitar kita. Meskipun, kita mengajak seluruh warga sekolah untuk berdoa agar terhindar dari musibah dan mara bahaya. #suhamdani