JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Amien Rais Dikritik Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ini Sebabnya

Amien Rais. Foto/Biografi Amien Rais
   
Amien Rais. Foto/Biografi Amien Rais

JAKARTA – Penasehat Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Amien Rais dikritik oleh Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) lantaran desakannya kepada organisasi itu untuk mendukung salah satu calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2019.

Sebelumnya, Amien Rais menyatakan akan menjewer Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir jika lembaganya tak bersikap dalam pemilihan presiden 2019.

“DPP IMM menilai pernyataan yang dikeluarkan oleh Pak Amien bertentangan dengan semangat khittah yang digagas dalam Muktamar Muhammadiyah pada 1971 di Makassar,” kata Ketua Umum DPP IMM Najih Prastiyo melalui keterangan tertulisnya, Rabu (21/11/2018).

Najih menjelaskan hasil muktamar itu menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak terikat dengan partai politik apapun, dan menjaga jarak yang sama dengan semua partai politik.

Baca Juga :  NasDem Mulai Bermanuver, PKS Tak Mau Bertemu Prabowo Sebelum Ada Ketetapan MK

Hal senada ditetapkan lagi pada tanwir Muhammadiyah pada 2002 di Denpasar, Bali yang secara prinsip menegaskan Muhammadiyah berbeda dengan partai politik. Khittah Denpasar juga menegaskan kalau ada hal-hal yang genting, Muhammadiyah menjalankan peran sabagai interest groups, kelompok kepentingan, atau menyampaikan opini, atau mendesakkan sikap Muhammadiyah.

“Kami pertegas bahwa Muhammadiyah sesuai dengan khittah-nya tidak mendukung mendukung pasangan calon seperti halnya partai politik,” ujar Najih.

 

Sepemahaman organisasinya, ujar Najih, dalam khittah Muhammadiyah, tidak ada anjuran Muhammadiyah harus menyeragamkan pilihan politik dalam pilpres. Sebab, jika sampai fatwa dikeluarkan, dikhawatirkan Muhammadiyah akan terseret ke dalam pusaran politik praktis yang kontraproduktif bagi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah.

Baca Juga :  AHY: Kalau Kita Masih di Koalisi Perubahan, Hancur

Berbeda dengan Najih, sebelumnya Amien Rais menilai bukan fatwa jika pimpinan menyerahkan pilihan terhadap masing-masing kader, sehingga dibutuhkan ketegasan demi terwujudnya pemimpin yang sesuai harapan.

PP Muhammadiyah, menurut Amien, tak boleh diam saja atau tidak jelas sikapnya dalam menentukan pemimpin bangsa ini untuk periode 2019-2024.

“Sekali lagi, kalau sampai itu dilakukan maka saya jewer. Pemilihan presiden ini menentukan satu kursi dan jangan sampai bilang terserah,” kata Ketua MPR RI periode 1999-2004 itu dalam Tabligh Akbar dan Resepsi Milad ke-106 Masehi Muhammadiyah di Islamic Center Surabaya, Selasa(20/11/2018).

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com