Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Eskpor Keset Napi ke Australia, Lapas Sragen Masuk Urutan ke-12 se-Indonesia 

Dirjen Pas Kemenkumham Sri Puguh Utami saat berkunjung ke Lapas Sragen Minggu (25/11/2018). Foto/Wardoyo

SRAGEN – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Sragen kembali mengundang decak kagum. Program.ekspor keset hasil produksi narapidana ke Australia menempatkan Lapas Bumi Sukowati ke deretan 12 nasional Lapas inovatif yang mampu mengekspor produk hasil pemberdayaan di lingkungan Lapas.

“Sekarang dari Lapas seluruh Indonesia sudah ada 11 yang ekspor, kalau nanti Sragen ini berhasil berarti ada 12,” kata Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kemenkum Ham, Sri Puguh Budi Utami, Minggu (25/11/2018).

Sri mengapresiasi langkah otoritas Lapas Sragen untuk mengekspor keset dengan memberdayakan napi. Lapas Sragen telah menjalin kerja sama dengan Mutiara Handycraft dari Kebumen untuk membuat keset dari kain perca yang bakal dieksport ke Australia.

Namun untuk lebih menguatkan kerja sama eksport tersebut perlu dilakukan penandatanganan perjanjian antara Lapas dengan Mutiara Handycraft. MoU sudah diteken sepekan silam dengan menghadirkan petinggi dari Mutiara Handycraft Kebumen.

Untuk mendukung produksi keset ini juga melibatkan beberapa pihak seperti BRI dan Lazismu Sragen yang juga turut dalam penandatanganan kerja sama tersebut.

Sri Puguh Budi Utami menyampaikan, dari total 522 jumlah Lapas dan Rutan di Indonesia, sudah ada 24 Lapas yang juga melakukan kerja sama seperti ini. Penandatanga perjanjian ini sendiri sebenarnya hanya untuk menguatkan kerja sama yang telah terjalin.

“Kalau selama ini telah dijalankan dalam bentuk yang informal, nanti setelah ini akan lebih formal. Supaya nanti ada peningkatan kalau ada hal-hal yang dalam perjalanan perlu dilakukan perbaikan bisa lebih terdokumentasi lebih baik,” terangnya.

Utami juga mengapresiasi atas dukungan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan pihak terkait lainnya terhadap kegiatan Lapas Sragen untuk mengeksport keset ke Australia.

Dia berharap Sragen bisa menyusul Lapas lainnya yang telah mengeksport prodak hasil karya dari warga binaannya. Dia mencontohkan, seperti yang dilakukan Lapas Kelas III Pohuwato, Gorontalo.

Dimana Lapas tersebut juga telah mengeksport coco fiber yang berbahan dari limbah serabut kelapa tersebut dan dieksport ke Hongkong dan Jerman.

“Jadi di sana itu penghasil kelapa, kemudian kelapanya dipakai kopra, kulitnya dibuang, dibakar. Kemudian oleh Kalapas, pak Rusdedy diolah jadi fiber coco. Sudah lama sebenarnya diminta untuk eksport ke Hongkong dan Jerman. Tapi kemarin hanya mampu memenuhi kebutuhan 10 ton dan ini akan terus dikembangkan,” paparnya.

Hadir dalam penandatanganan kerja sama eksport tersebut Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Kalapas Sragen Yosef Benyamin Yambise, Sekda Sragen Tatag Prabawanto, pihak Lazismu dan BRI serta perwakilan dari Kementerian Peberdayaan Perempuan dan Anak. Wardoyo

Exit mobile version